Projek tersebut pun dimulai.
Bersama dengan Yoyo S Adiredja yang menjabat sebagai General Manajer, Jaino bergerak membentuk akademi yang kelak menjadi Kawah Candradimuka pemain sepak bola nasional.
“Kami mulai bergerak, tujuan pertama membentuk fondasi solid bersama dengan anak-anak yang punya potensi sepak bola tapi juga baik secara sikap," tutur mantan pelatih Persiba Balikpapan tersebut.
"Sikap sangat krusial, mereka harus punya dedikasi, kesungguhan, disiplin dan mampu membawa diri.”
Dari situ, satu persatu talenta terbaik dicetak dan diterbitkan sebagai pemain profesional.
Sebut saja Henhen Herdiana, Gian Zola, Febri Hariyadi, Hanif Sjahbandi, dan masih banyak lainnya.
Diklat Persib pun masih belum menunjukkan sinyal akan berhenti menjadi ‘pabrik’ pemain profesional.
Persib menyumbangkan dua personel dari total 26 nama di ajang Garuda Select III.
Tidak hanya itu, ada empat nama pemain Persib yang menjalani pemusatan latihan bersama Shin Tae-yong di Timnas U19.
Di sisi lain, kebersamaan Jaino Matos bersama Diklat Persib cukup singkat, hanya dua tahun saja.
Pada tahun 2015 dia hijrah ke PSSI untuk membantu persiapan Timnas U23 Indonesia ke SEA Games Singapura.
Kendati demikian, fondasi yang diciptakan masih kokoh menjadi landasan kelanjutan Diklat Persib.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.