SURABAYA, KOMPAS.com - Presiden Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, bersuara soal alasannya menolak melanjutkan kompetisi Liga 1 2020.
PT Liga Indonesia Baru (LIB) sudah telah menggelar rapat virtual bersama 18 klub Liga 1 2020.
Namun, rancangan lanjutan kompetisi Liga 1 2020 dirasa Azrul masih banyak kekurangan.
Hingga saat ini, belum ada hasil konkret mengenai kelanjutan kompetisi Liga 1 2020.
Baca juga: Persebaya Pertanyakan Lagi Keputusan PT LIB Gunakan Sistem 2 Putaran
Banyak detial yang belum dilengkapi, seperti prosedur protokol kesehatan yang sangat mendesak sebagai fondasi melaksanakan kompetisi dengan aman.
“Bahkan, sampai hari ini pun ternyata pihak PT LIB maupun PSSI belum berkoordinasi dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," kata Azrul Ananda pada obrolan ringan sepak bola, Bal-Balan Cak, dari Tribunnetwork.
Selain itu, jadwal pelaksanaan pun ikut menjadi sorotan meskipun PT LIB sudah mengonfirmasi tanggal mulainya liga.
PT LIB telah memastikan bahwa kompetisi akan bergulir kembali pada 1 Oktober 2020 dan berakhir pada 28 Februari 2021.
Namun, hanya informasi tersebut yang dirilis, sedangkan detail teknis rancangan dan susunan jadwal pelaksanaan tidak terdengar kelanjutannya.
“Jadi memang bagi kami Persebaya, ini masih menjadi tanda tanya besar. Kami khawatir yang kami suarakan dari awal adalah memaksakan ketidakpastian. Itu yang kami khawatirkan," tutur Azrul.
Masalah sentralisasi kompetisi di Jawa pun terasa tidak tuntas.
Azrul Ananda mendengar bahwa hingga saat ini PT LIB dan PSSI belum berkoordinasi dengan pihak Yogyakarta yang jadi tuan rumah oleh banyak klub.
"Inikan berarti masih taraf wacana, belum ada taraf detail konkret seperti apa. Itu yang kami sangat khawatirkan," ucap pria berusia 43 tahun itu.
Azrul Ananda menjelaskan bahwa rancangan-rancangan yang diberikan PSSI dan PT LIB akan dijalankan oleh klub.
Oleh karena itu, dia ingin semua langkah harus jelas mengingat kegiatan ini berlevel profesional.
Dia menyadari setiap pihak punya pandangan dan pertimbangan yang berbeda terhadap Covid-19.
Baca juga: Di Balik Sikap Diam Persebaya Surabaya Sikapi Keputusan PSSI
Dia juga memaklumi kondisi penyebaran pandemi pun berbeda antara satu tempat dan tempat lainnya.
Kebetulan, Surabaya menjadi salah satu daerah zona merah hitam (penyebaran tinggi).
Jadi, dia pun menegaskan bahwa situasi Persebaya Surabaya jauh lebih kompleks daripada yang lain.
Pada akhirnya Azrul Ananda menegaskan Persebaya Surabaya hanya berusaha mengedepankan profesionalisme.
Pasalnya, bagi Azrul, profesionalisme menjadi dasar dari kesuksesan sebuah pekerjaan.
“Kalau kita ingin sepak bola Indonesia ke depan ini maju, kalau kita ingin liga kita ini sesuai impian semua masyarakat, berarti profesionalismenya harus ditegakkan. Ini yang diperjuangkan Persebaya saat ini," tutur Azrul.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.