Fakta ini membuat Ketua Departemen Digital, Budaya, Media, dan Olahraga Inggris, Julian Knight, jauh dari senang.
"Hal ini mengekspos ekonomi gila di sepak bola Inggris dan ketiadaan moral di pusatnya. Mencekik sekali melihat klub-klub terus membayar para pemain mereka ribuan pound per minggu sedangkan para staff dengan bayaran ratusan pound per pekan harus menerima potongan gaji," tuturnya seperti dikutip di BBC.
Setidaknya, Daniel Levy mengutarakan bahwa situasi ini belum definitif.
Ia berharap para pemain dapat turut menangguhkan gaji mereka di tengah pandemi virus corona setelah dialog dengan para stakeholder.
"Kami berharap diskusi yang tengah berlangsung antara Premier League, PFA (Asosiasi Pesepak Bola Profesional), dan LMA (Asosiasi Manager Liga) akan membuat para pemain dan pelatih juga berkontribusi ke ekosistem sepak bola," tuturnya.
"Saya tak ragu lagi kita akan melewati krisis ini tetapi hidup perlu waktu untuk kembali ke normal".
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.