Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alsadad Rudi
REPORTER

Memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap dunia olahraga dan transportasi perkotaan.

Semoga Shin Tae-yong Tak Menjadi Korban Tagar #Out Berikutnya...

Kompas.com - 24/12/2019, 12:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

JAKARTA, KOMPAS.com - PSSI sudah mengumumkan pelatih baru tim nasional Indonesia untuk tahun 2020 mendatang.

Dia adalah Shin Tae-yong, mantan pelatih timnas Korea Selatan.

Shin Tae-yong adalah salah satu pelatih Asia yang cukup berprestasi, baik di level klub maupun timnas.

Pria kelahiran 1970 itu pernah membawa Seongnam FC menjadi juara Liga Champions Asia pada musim 2009/2010.

Pada level timnas U-23, Shin Tae-yong juga sukses membawa Korsel melaju hingga perempat final Olimpiade Rio 2016 dan menjadi juara Piala Asia U-23 di tahun sama.

Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Tae-yong memang gagal membawa timnas Korsel lolos ke babak 16 besar.

Namun, ia berhasil mempersembahkan satu kemenangan impresif atas juara bertahan Jerman dengan skor 2-0 di laga terakhir fase grup.

Bermodal segudang pengalaman yang dimiliki, Tae-yong akan memimpin timnas Indonesia menjalani tiga laga sisa pada babak kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia Grup G.

Ujian yang sesungguhnya bagi Tae-yong adalah saat perhelatan Piala AFF 2020, akhir tahun depan.

Baca juga: Tantangan Shin Tae-yong sebagai Pelatih Timnas Indonesia

Sejak pertama kali diselenggarakan tahun 1996, timnas Indonesia belum pernah sama sekali menjuarai turnamen antarnegara paling bergengsi di kawasan Asia Tenggara itu.

Tae-yong adalah salah satu dari dua incaran utama PSSI untuk menjadi pelatih timnas.

Satu nama lainnya adalah Luis Milla, pelatih asal Spanyol yang sempat menangani timnas pada SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

Nama terakhir adalah pelatih yang sebenarnya juga berprestasi. Milla tercatat pernah menghantarkan timnas U-21 Spanyol menjuarai Piala Eropa U-21 tahun 2011.

Namun, Milla menyatakan tak bisa menjamin mampu meraih juara Piala AFF 2020. Hal itu dikemukakannya saat presentasi di hadapan para pengurus PSSI beberapa waktu lalu.

Ekspresi pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, seusai timnya tersingkir dari Asian Games 2018, Timnas U-23 Indonesia kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab dalam pertandingan babak 16 besar sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (24/8/2018).
HERKA YANIS/TABLOID BOLA Ekspresi pelatih timnas U-23 Indonesia, Luis Milla, seusai timnya tersingkir dari Asian Games 2018, Timnas U-23 Indonesia kalah adu penalti dari Uni Emirat Arab dalam pertandingan babak 16 besar sepak bola Asian Games 2018 di Stadion Wibawa Mukti, Jumat (24/8/2018).

Sering Gonta-ganti Pelatih

Jika nantinya benar jadi datang ke Tanah Air, Tae-yong akan menjadi pelatih ke-12 timnas Indonesia hanya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Selama kurun waktu 20 tahun terakhir, timnas Indonesia memang kerap gonta-ganti pelatih.

Tak ada satupun pelatih yang diberi kesempatan menjalani program jangka panjang, karena pasti sudah keburu dipecat atau tak diperpanjang kontraknya jika gagal dalam sebuah turnamen.

Kondisi inilah yang sempat disoroti oleh legenda sepak bola Indonesia yang belum lama ini memutuskan pensiun, Bambang Pamungkas.

Melalui blog pribadinya, Bepe, demikian sapaan Bambang, sempat berujar bahwa seringnya pergantian pelatih adalah penyebab kekeringan prestasi di timnas.

Pada 2013 silam, Bepe sempat menyinggung mengenai kondisi tersebut dalam sebuah tulisan berjudul "Karma Sepak Bola Indonesia".

Menurut Bepe, terlalu seringnya timnas berganti pelatih menjadi faktor yang kerap dilupakan banyak orang.

Pasalnya, saat timnas tidak berprestasi, kebanyakan orang akan langsung menyebut iklim kompetisi di negeri ini yang kurang sehat dan profesional, kurang diperhatiakannya pembinaan usia dini yang berjenjang dan berkesinambungan, hingga amburadulnya sistem organisasi di PSSI.

Baca juga: Bepe Sebut Orang Indonesia Suka yang Instan, Termasuk Prestasi

Bepe menilai memang banyak faktor yang mempengaruhi kesuksesan timnas. Namun, salah satu yang paling disoroti adalah seringnya pergantian pelatih.

"Di antara banyak faktor tersebut, ada satu yang sering kali luput dari perhatian kita. Adakah di antara kita yang berpikir bahwa salah satu faktor yang membuat tim nasional Indonesia gagal adalah terlalu seringnya terjadi pergantian pelatih tim nasional?" ucap Bepe.

Sebagai contoh, Bepe menyinggung mengenai pergantian pelatih timnas hingga 15 kali hanya dalam waktu 15 tahun.

Ia memulainya sejak tahun 1998 saat perhelatan Piala Tiger (nama lama Piala AFF) tahun 1998, hingga 2013, atau setahun setelah ia memutuskan pensiun dari timnas.

Dalam kurun waktu tersebut, tercatat ada 12 orang pelatih yang sempat membesut timnas.

Menurut Bepe, terlalu seringnya timnas Indonesia berganti pelatih tentu berbeda dengan yang diterapkan timnas Singapura.

Ia menyebut sejak 2003 hingga 2013, timnas Singapura hanya dilatih oleh satu orang, yakni Radojko Avramovic.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Noda Rasialisme Usai Indonesia Vs Guinea: Tak Sehat, Citra Buruk di Mata Dunia

Timnas Indonesia
Persib Tatap Championship Series, Motivasi 'Tolak Kalah' dari Bobotoh

Persib Tatap Championship Series, Motivasi "Tolak Kalah" dari Bobotoh

Liga Indonesia
Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Jadwal Liga Inggris: Man United Vs Arsenal Akhir Pekan Ini

Liga Inggris
Laga Championship Series Bali United Vs Persib Resmi Pindah Arena

Laga Championship Series Bali United Vs Persib Resmi Pindah Arena

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Minta Maaf Usai Warganet Lakukan Aksi Rasis ke Guinea

Timnas Indonesia Minta Maaf Usai Warganet Lakukan Aksi Rasis ke Guinea

Timnas Indonesia
PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

PSSI Kecam Aksi Rasialisme kepada Guinea, Jangan Nodai Perjuangan Timnas Indonesia

Internasional
Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas U17 Putri Indonesia Petik Pelajaran Berharga, Semangat Tak Patah

Timnas Indonesia
Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Saat Rekor Penalti Pemain Guinea Ternoda dalam Laga Vs Timnas U23 Indonesia...

Internasional
Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Guinea dan Ilaix Moriba Diserbu Komentar Rasis, Sepak Bola Seharusnya Mempersatukan

Timnas Indonesia
Guinea Masuk Grup 'Neraka' Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Guinea Masuk Grup "Neraka" Olimpiade 2024, Pelatih Reuni dengan Henry

Timnas Indonesia
Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Jadwal Timnas Indonesia Usai Garuda Muda Jalani Playoff Olimpiade 2024

Timnas Indonesia
Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com