Pasalnya, 34 pekan pertandingan harus dilaksanakan sekitar delapan bulan, dimulai pertengahan Mei dan harus berakhir 22 Desember.
Itu belum termasuk libur lebaran, FIFA Match Day, benturan dengan jadwal Piala Indonesia dan Piala AFC, hingga penundaan akibat situasi politik dan keamanan.
Akibatnya, jarak antar satu pertandingan ke pertandingan berikutnya menjadi sangat sempit dan membuat pemain kelelahan.
Sejak dimulai hingga pertengahan kompetisi, tak terhitung ada berapa banyak pelatih klub yang mengeluhkan kondisi tersebut, sebagian di antaranya bahkan harus rela dipecat klubnya.
Baca juga: Keluhkan Jadwal Padat Persija, Kolev Sebut Barcelona Pun Tak Sanggup
Start Liga 1 2019 pada bulan Mei bukanlah tanpa sebab. Sebenarnya, PT LIB menginginkan kompetisi dimulai bulan Maret.
Apabila dimulai Maret dan berakhir Desember, kompetisi berjalan dalam kurun waktu yang ideal, yakni sembilan bulan, sudah termasuk jeda saat FIFA Match Day.
Namun, pihak kepolisian ketika itu tak mengizinkan kompetisi dimulai sebelum Pemilihan Umum pada bulan April.
Akan tetapi, di sisi lain, kepolisian tak mempermasalahkan pelaksanaan Piala Presiden 2019 dari 2 Maret hingga 12 April.
Perhelatan Piala Presiden 2019 sempat membuat perhelatan Piala Indonesia musim 2018-2019 terhenti sejenak.
Kondisi seperti inilah yang mungkin membuat pihak klub mulai mewanti-wanti agar jangan sampai terulang kembali di tahun 2020.
Perhatian khusus ditujukan ke rencana penyelenggaraan Piala Presiden.
Direktur Teknik Bhayangkara FC, Yeyen Tumena, menilai bahwa kompetisi pramusim seperti Piala Presiden cukup mengganggu persiapan klub untuk memulai kompetisi resmi.
Baca juga: Kritik Jadwal, Pelatih Madura: Pemain Sehat, Level Indonesia Akan Naik
"Begini, kami saat memulai kompetisi itu ada namanya preseason. Preseason itu sering terganggu oleh turnamen pramusim, Piala Presiden, Piala Sudirman, dan lain-lain," tutur Yeyen, Jumat (13/12/2019), dilansir dari Antara.
"Performa pemain pada putaran pertama itu pada awal-awal tidak sesuai yang kami harapkan," katanya.
Tak cuma Yeyen, pelatih Persib Bandung, Robert Rene Alberts juga melontarkan hal serupa.
Pelatih asal Belanda itu menegaskan ketidaksukaannya terhadap waktu pelaksanaan Piala Presiden yang dilakukan pada masa pramusim.
"Jadi saya tidak tahu siapa yang menulis itu dan penerjemahan wawancara harus benar," tutur Alberts, dikutip dari Tribun Jabar pada Kamis (19/12/2019).
"Saya bicara dengan jelas bahwa Piala Presiden itu tidak bagus karena berkompetisi di pramusim, sebelum bertanding di kompetisi yang sesungguhnya," ucap dia lagi.
Baca juga: Rahasia Kehebatan Timnas Malaysia yang Sulit Didapat Indonesia
Berkaca ke Thailand dan Malaysia
Thailand dan Malaysia adalah dua negara yang sudah mengumumkan jadwal kompetisi pada tahun 2020 mendatang.
Melalui laman resminya, operator Liga Thailand, Thaileague mengumumkan bahwa Liga Thailand 2020 untuk Divisi 1 dan Divisi 2 akan dimulai pada 14 Februari.
Kompetisi Liga Thailand 2020 dijadwalkan berakhir pada Oktober atau sekitar sebulan sebelum timnas Thailand berlaga di Piala AFF.
Demikian juga dengan Malaysia. Seluruh kompetisi dan turnamen selama 2020 di Negeri Jiran itu dilaporkan sudah dijadwalkan usai akhir Oktober.
Pada Piala AFF 2018, timnas Indonesia gagal total. Ketika itu, anak asuh Bima Sakti gagal lolos dari fase grup, setelah kalah dua kali, imbang sekali, dan hanya sekali menang, itupun atas Timor Leste dengan skor 4-2 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Baca juga: Piala AFF 2018, Masih Berjalannya Liga Ganggu Penampilan Timnas
Saat Piala AFF 2018, Liga 1 masih berjalan dan tidak sama sekali diliburkan karena harus mengejar rampung pada bulan Desember.
Jika melihat sederet fakta-fakta tersebut, mungkin tidak ada salahnya bagi kita mengingatkan kembali bahwa seorang pelatih tak akan mampu mengangkat prestasi timnas tanpa dukungan dari semua pihak, salah satunya penjadwalkan kompetisi yang baik.
Sebab, jangan sampai Shin Tae-yong menjadi korban berikutnya dari tagar #out jika nantinya gagal memberikan hasil sesuai harapan pada Piala AFF 2020 akhir tahun depan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.