Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Panjang Menjadi Pemain Dunia seperti Kevin Sanjaya

Kompas.com - 21/11/2019, 22:41 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengungkapkan, para atlet muda bulu tangkis nasional masih memiliki jalan yang panjang meski sudah mendapatkan beasiswa PB Djarum.

Fung mengatakan, tidak gampang membentuk atlet kelas dunia. Ia mencontohkan kasus Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Pada audisi umum 2006, Kevin gagal lolos ke tahap karantina meskipun ia sudah melaju ke tahap final.

Pada tahun selanjutnya, Kevin mencoba lagi. Ia akhirnya lolos ke tahap karantina hingga mendapatkan beasiswa dari PB Djarum.

"(Pada 2007) saya melihat Kevin secara postur kecil, tetapi waktu kami tes, ternyata tidak kesulitan ketika memukul bola. Posisinya selalu baik terus," kata Fung, di GOR Djarum Jati, Rabu (20/11/2019).

"Penilaian saya, berarti Kevin ini memiliki antisipasi yang bagus. Karena dia tahu lawan akan kira-kira mau mukul ke mana," ucap Fung melanjutkan.

Ia bahkan sempat mempengaruhi para staf pelatih untuk meloloskan Kevin waktu itu.

"Jadi hal ini yang membuat saya mempengaruhi para pelatih (untuk meloloskan Kevin), karena Kevin waktu itu memiliki postur yang kecil," kata Fung.

Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi.DOK. PB DJARUM Manajer Tim PB Djarum, Fung Permadi.

"Seiring berjalannya waktu, teknik dan skill Kevin berkembang luar biasa, feeling dia dengan bola ternyata bisa dia kembangkan sendiri," ucap dia.

"Atlet-atlet seperti itu yang sebetulnya kami cari. Kalau bisa lebih baik dari Kevin, semua orang kan mempunyai ciri khas masing-masing," ujar Fung.

Baca juga: Rela Dipotong Gaji demi Sang Anak Ingin Jadi The Next Liliyana Natsir

Keputusan Fung itu terbukti jitu. Bersama Marcus Fernaldi Gideon, pasangannya di sektor ganda putra, Kevin menjelma sebagai kekuatan dunia.

Sejak September 2017, posisi mereka tak pernah goyah di ranking satu dunia.

Kendati demikian, Fung menjelaskan bahwa tidak mudah membentuk pemain seperti Kevin.

Masuk PB Djarum pada 2007, Kevin baru menjuarai turnamen besar sembilan tahun kemudian, yakni saat China Open 2016.

Sementara itu, legenda bulu tangkis Indonesia, Lilyana Natsir, mengungkapkan bahwa seorang atlet harus memiliki kegigihan untuk menjadi pemain kelas dunia.

"Saya sendiri sejak kecil memiliki jiwa yang tidak mau ngalah. Contoh saja, tidak hanya bermain bulu tangkis, kalau bermain dengan kakak di rumah, kalau saya kalah itu saya nangis. Kakak saya harus kalah, baru permainan selesai," ucap peraih emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 itu.

"Jadi itu mungkin terbawa sampai saya masuk bulu tangkis, jadi kalau latihan sama teman, saya punya pikiran bahwa 'saya harus ngalahin kamu', saya akan matian-matian, latihan ekstra sehingga bisa ngalahin teman saya. Itu yang membuat saya puas," kata Butet, sapaan akrab Lilyana.

Adapun ajang pencarian bakat bibit-bibit muda bulu tangkis nasional yang diselenggarakan PB Djarum, sudah memasuki tahap final.

Untuk tahap final tahun ini, total ada 133 peserta yang berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulu tangkis dari PB Djarum.

Para atlet harus melalui beberapa tahapan guna mendapatkan beasiswa. Mulai dari tahap seleksi yang telah digelar di lima kota (Bandung, Purwokerto, Surabaya, Solo Raya, Kudus), tahap final, hingga fase karantina.

“Pada fase karantina ini, kami akan memperhatikan kegigihan para peserta dalam menjalani proses pembinaan. Kemudian yang kedua adalah kemampuan untuk beradaptasi,” ujar Fung Permadi.

Setelah fase karantina, PB Djarum akan mengumumkan siapa saja peserta yang berhasil menerima beasiswa.

Fung menambahkan, para peserta yang mendapatkan beasiswa bakal dibina di asrama GOR Djarum Jati selama minimal satu tahun. Mulai dari jadwal dan menu latihan, hingga hal detail seperti menu makanan, akan diperhatikan.

Setelah itu, para atlet belia itu akan dinilai apakah layak meneruskan beasiswa PB Djarum.

"Kami baru bisa mendalami atlet itu dua hingga tiga bulan," tutur Fung.

*ralat: di artikel-artikel sebelumnya tertera jumlah peserta tahap final 134 atlet. Namun, ketika Kompas.com mengonfirmasi ke pihak acara, mereka mengatakan peserta berkurang menjadi 133 atlet. Hal ini dikarenakan 1 peserta tidak registrasi ke tahap final.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Tebus Kegagalan di Piala AFF U23, Ernando Ingin Juara Piala Asia U23 demi STY

Timnas Indonesia
Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Momen Ragnar, Jay, dan Thom Haye Nobar Laga Indonesia Vs Korsel

Timnas Indonesia
STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

STY Bikin Sepak Bola Korsel Menangis, Beri yang Terbaik untuk Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Hasil Persib Vs Borneo FC, Catatan Hodak Usai Jungkalkan Juara Reguler Series

Liga Indonesia
Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia Libas Korsel, Shin Tae-yong Disebut seperti Menang KO

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Shin Tae-yong Bicara Kans Indonesia ke Final Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Indonesia Vs Korsel, Kata Pratama Arhan Usai Jadi Penentu Kemenangan

Timnas Indonesia
Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Rafael Struick: Hari Ini Kalahkan Korsel, Ayo ke Paris Tuliskan Sejarah!

Timnas Indonesia
Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Dua Tim Juara Calon Lawan Indonesia di Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Reaksi Media Korsel: 'Magis Shin Tae-yong' dan 'Tragedi di Doha'

Reaksi Media Korsel: "Magis Shin Tae-yong" dan "Tragedi di Doha"

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun 'Menari'...

Timnas U23 Indonesia Menangi Adu Penalti, Ernando Ari Pun "Menari"...

Timnas Indonesia
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23: Mental Baja, Saatnya Mimpi Lebih Tinggi

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com