Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamka Hamzah Bicara Match Fixing yang Akut dan Sulit Diungkap

Kompas.com - 04/12/2018, 22:00 WIB
Andi Hartik,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Kapten Arema FC Hamka Hamzah ikut angkat bicara tentang match fixing atau pengaturan skor di sepak bola Indonesia yang sudah akut. Apalagi, pelaku pengaturan skor di Indonesia sulit diungkap.

Pemain belakang Arema itu memberikan contoh saat dirinya masih bermain untuk Borneo FC pada 2015. Saat itu, ada agen bandar pengatur skor yang ingin menyuap pemain.

"Susah untuk kami menangkap pelakunya. Karena pada 2015, saya dan tim saya itu Borneo, sudah nyata-nyata menangkap oknum yang ingin menyuap pemain. Tetapi ya itu tadi, susah untuk kami melanjutkan," katanya dihadapan sejumlah wartawan di kediamannya di Perumahan Ijen Nirwana, Kota Malang, Senin (3/12/2018) malam.

Alasannya, tidak cukup bukti saat kasus upaya suap itu dibawa ke ranah hukum. Oleh karena itu, kasus match fixing yang mulai terungkap itu menguap begitu saja.

"Karena pasti alasan-alasan dari orang-orang itu bahwa bukti tidak ada. Padahal, pemain kami itu sudah berbicara ditawari dan sudah kami pancing akhirnya kami dapat. Sempat masuk dua hari, kemudian itu lepas dan tidak ada berita lagi," kata dia.

Pemain 34 tahun itu mengatakan butuh upaya dari semua pihak untuk membongkar praktik pengaturan skor. Sebab, menurutnya, praktik pengaturan skor di sepak bola Indonesia sudah akut.

Baca juga: PS Tira Vs Arema FC, Kekalahan Buat The Warriors Terjepit

"Saya bilang tadi, jagan kita gembar-gembor di media tentang match fixing, tetapi tidak ada pergerakan. Kalau ingin memberantas tentang match fixing, semua harus dilibatkan. Aparat, pemerintah, juga organisasi itu sendiri. Kalau cuma organisasi, saya kira sudah karena kan sangat-sangat besar match fixing ini," tutur dia.

Dalam kesempatan itu, Hamka juga mengingatkan kepada seluruh pemain untuk tidak terjebak dengan match fixing. Selain berbahaya untuk sportifitas di lapangan, match fixing juga menurunkan wibawa seorang pemain.

Pemain kelahiran Makassar itu mengingatkan sekali masuk ke lingkaran mafia pengaturan skor, pemain itu akan sulit untuk lepas.

"Jadi yang saya hanya ingin bicarakan di sini bahwa pengertian dan juga harga diri sebagai seorang pemain. Jangan lah mengambil yang hanya sekejap karena saya yakin satu kali kalian mengambil, itu sudah akan terikat. Contoh, seseorang ditelepon oleh agen, contoh (diberikan) Rp 100 juta, Rp 200 juta. Kamu harus menang melawan ini," katanya.

Baca juga: PSS Sleman Vs Semen Padang, El Loco Jadi Raja di Final Liga 2

"Pemain ini tergiur, tidak salah dong, tidak salah saya ambil karena untuk menang kan. Tetapi dia tidak menyadari bahwa dia sudah terikat. Setelah dia ambil, bukti itu sudah ada. Dia sudah bekerja sama dengan match fixing, pertandingan berikutnya itu akan menjadi beban seorang pemain. Sebab, pemain yang menerima tadi akan diberikan lagi sewaktu melawan tim yang lain. Itu yang agak berat," tutur dia.

Atas pertimbangan itu, Hamka meminta pemain tidak pernah menerima uang dari bandar pengaturan skor meskipun jumlahnya sangat besar.

"Itu yang saya bilang, jangan sekali-kali menerima walaupun itu nominalnya sangat besar karena akan merugikan, sangat-sangat merugikan seorang pemain dan juga pelatih. Karena sudah terikat. Bayangkan kita mau juara, ketika kita mau degredasi, contoh, agen dari bandar itu menelpon untuk kalah. Bayangkan depan mata kita juara, disuruh mengalah. Kita tidak mau, dia bongkar. Karena kita sudah menerima yang dulu-dulu," tutur dia.

Bagi Hamka, kesadaran semua pihak yang terkait dengan sepak bola adalah kunci utama untuk menangulangi match fixing di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Hasil 8 Besar Piala Asia U23: Singkirkan Arab Saudi, Uzbekistan Jumpa Indonesia di Semifinal

Internasional
Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Modal Persib Menyongsong Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Borneo FC Dapat Pelajaran dari Persib Jelang Championship Series

Liga Indonesia
Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Keriuhan Media Sosial Saat Timnas U23 Indonesia Singkirkan Korsel

Liga Indonesia
Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Hasil Rans Nusantara vs Persija 0-1: Gustavo Pahlawan Macan Kemayoran

Liga Indonesia
Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Borneo FC Alami 3 Kekalahan Beruntun, Pieter Huistra Tidak Cari Kambing Hitam

Liga Indonesia
Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Rekor Dunia Cricket Pecah di Seri Bali Bash Internasional

Sports
Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Thomas & Uber Cup 2024, Tim Indonesia Siap Tempur!

Badminton
Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Sepak Bola Indonesia Sedang Naik Daun

Liga Indonesia
5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

5 Fakta Statistik Timnas U23 Indonesia Vs Korea Selatan

Timnas Indonesia
Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Yonhap Kritik Keras Timnas U23 Korsel: Lemah Bertahan dan Tidak Disiplin!

Timnas Indonesia
Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Korsel Takluk dari Indonesia, Arhan Hibur Rekan Setimnya di Suwon FC

Timnas Indonesia
4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

4 Fakta Indonesia Vs Korsel: Pulangkan Negara Asal, Ambisi STY Tercapai

Timnas Indonesia
Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Timnas U23, Lelaki Muda Kokoh dan Jalur Langit

Internasional
Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya 'Mantra Sakti'

Indonesia ke Semifinal Piala Asia U23, Keyakinan STY Terbukti, Punya "Mantra Sakti"

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com