Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Keputusan Pensiun Mesut Oezil dari Timnas Jerman

Kompas.com - 25/07/2018, 10:19 WIB
M. Bhagasjati Kusuma,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

Oezil dan Guendogan disoraki suporter mereka sendiri saat laga timnas Jerman melawan Arab Arab jelang Piala Dunia 2018 kemarin.

"Ini belum berakhir. Kalian masih bisa mendengar sorakan kepada kami pada permainan terakhir. Hal ini tidak pernah baik. Tidak untuk saya, ataupun pemain lain. Ini bukanlah hal yang mudah untuk dilalui," ujar Guendogan pada Juni lalu setelah laga Jerman melawan Austria dikutip dari ESPN.

Berbeda dengan Guendogan yang sebelumnya telah memberikan pembelaan dan membuka mulut mengenai insiden foto tersebut, Oezil memilih untuk menutup mulut dan tidak menghadiri konferensi pers, sampai pada Sabtu 22 Juli kemarin ia memberikan pembelaannya.

"Bagi saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukanlah tentang politik atau pemilu, itu tentang saya menghormati posisi tertinggi di negara keluarga saya," kata Oezil dalam surat terbukanya.

Merasa diperlakukan secara rasialis

Alasan utama Oezil pensiun dari timnas Jerman ia katakan dalam surat terbukanya akibat perlakuan rasialis yang ia dapatkan dari DFB, media, sponsor, suporter, dan kalangan masyarakat Jerman.

"Sebuah koran Jerman menggunakan latar belakang saya dan foto bersama Presiden Erdogan sebagai propaganda sayap kanan untuk memajukan agenda politik mereka. Untuk apa lagi mereka menggunakan gambar dan judul dengan nama saya sebagai alasan langsung kekalahan di Rusia?"

"Mereka tidak mengkritik permainan saya atau tim saya. Mereka hanya mengkritik latar belakang Turki saya dan cara saya dibesarkan. Ini sangatlah melewati batas, sebuah koran mencoba membuat seluruh Jerman melawan saya," ucap Oezil.

Oezil menyalahkan media sebagai salah satu alasan seluruh Jerman melawannya dan merasa dirinya mendapat perlakuan standar ganda karena latar belakangnya sebagai keturunan Turki.

Baca juga: Ayah Oezil Ingin Anaknya Pensiun dari Timnas Jerman

"Apa yang saya kecewakan adalah standar ganda yang dimiliki media, Lothar Matthaus, bertemu dengan seorang pemimpin dunia beberapa hari yang lalu dan hampir tidak mendapat kritik dari media," ucapnya.

Sebelumnya, mantan pemain timnas Jerman, Lothar Matthaus, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, ungkap Oezil, pertemuan ini tidak menuai kritik seperti yang dia alami.

"Apakah keturunan Turki saya menjadikan saya target yang lebih berharga?"

Reinhard Grindel inkompeten

Tak hanya menyatakan kekecewaanya karena perlakuan rasialis yang didapatkan, Oezil juga menyatakan bahwa ia mendapatkan tekanan dari Presiden DFB Reinhard Grindel.

Oezil menyatakan bahwa Grindel berikeras agar ia menjelaskan perilakunya dan ingin agar ia dijadikan kesalahan utama kekalahan Jerman di Piala Dunia.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap 'Sulit' Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Pelatih Guinea Tiga Kali Ucap "Sulit" Usai Lawan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Bola Emas Diego Maradona di Piala Dunia 1986 Akan Dilelang

Internasional
Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Semifinal Championship Series Ingatkan Bos Persib ke Tahun 2014

Liga Indonesia
Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Guinea Kalahkan Indonesia dan Lolos Olimpiade, Ulangi Sejarah 56 Tahun

Internasional
Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Proliga 2024, Bandung bjb Tandamata Serukan Bangkit Usai Takluk

Liga Indonesia
Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Bayer Leverkusen ke Final Liga Europa: 49 Laga Tak Terkalahkan, Rekor Baru di Eropa

Liga Lain
Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Kepala Witan Sulaeman Dijahit Usai Lawan Guinea

Timnas Indonesia
Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Erick Thohir Bidik Indonesia Tampil di Olimpiade Los Angeles 2028

Timnas Indonesia
Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Jangan Pernah Menangis, Coach Shin Tae-yong

Liga Indonesia
Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Jadwal MotoGP Perancis 2024, Tekad Sang Juara Dunia Taklukan Le Mans

Motogp
Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Erick Thohir Apresiasi Perjuangan Indonesia, Skuad Garuda Punya Generasi Emas

Timnas Indonesia
Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Atmosfer Sendu Ruang Ganti Timnas U23 Indonesia Usai Urung ke Olimpiade

Timnas Indonesia
Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Hasil Liga Europa: Atalanta Vs Leverkusen di Final, Sejarah bagi Sang Dewi

Liga Lain
Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com