Oezil dan Guendogan disoraki suporter mereka sendiri saat laga timnas Jerman melawan Arab Arab jelang Piala Dunia 2018 kemarin.
"Ini belum berakhir. Kalian masih bisa mendengar sorakan kepada kami pada permainan terakhir. Hal ini tidak pernah baik. Tidak untuk saya, ataupun pemain lain. Ini bukanlah hal yang mudah untuk dilalui," ujar Guendogan pada Juni lalu setelah laga Jerman melawan Austria dikutip dari ESPN.
Berbeda dengan Guendogan yang sebelumnya telah memberikan pembelaan dan membuka mulut mengenai insiden foto tersebut, Oezil memilih untuk menutup mulut dan tidak menghadiri konferensi pers, sampai pada Sabtu 22 Juli kemarin ia memberikan pembelaannya.
"Bagi saya, berfoto dengan Presiden Erdogan bukanlah tentang politik atau pemilu, itu tentang saya menghormati posisi tertinggi di negara keluarga saya," kata Oezil dalam surat terbukanya.
Merasa diperlakukan secara rasialis
Alasan utama Oezil pensiun dari timnas Jerman ia katakan dalam surat terbukanya akibat perlakuan rasialis yang ia dapatkan dari DFB, media, sponsor, suporter, dan kalangan masyarakat Jerman.
"Sebuah koran Jerman menggunakan latar belakang saya dan foto bersama Presiden Erdogan sebagai propaganda sayap kanan untuk memajukan agenda politik mereka. Untuk apa lagi mereka menggunakan gambar dan judul dengan nama saya sebagai alasan langsung kekalahan di Rusia?"
"Mereka tidak mengkritik permainan saya atau tim saya. Mereka hanya mengkritik latar belakang Turki saya dan cara saya dibesarkan. Ini sangatlah melewati batas, sebuah koran mencoba membuat seluruh Jerman melawan saya," ucap Oezil.
Oezil menyalahkan media sebagai salah satu alasan seluruh Jerman melawannya dan merasa dirinya mendapat perlakuan standar ganda karena latar belakangnya sebagai keturunan Turki.
Baca juga: Ayah Oezil Ingin Anaknya Pensiun dari Timnas Jerman
"Apa yang saya kecewakan adalah standar ganda yang dimiliki media, Lothar Matthaus, bertemu dengan seorang pemimpin dunia beberapa hari yang lalu dan hampir tidak mendapat kritik dari media," ucapnya.
Sebelumnya, mantan pemain timnas Jerman, Lothar Matthaus, bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Namun, ungkap Oezil, pertemuan ini tidak menuai kritik seperti yang dia alami.
"Apakah keturunan Turki saya menjadikan saya target yang lebih berharga?"
Reinhard Grindel inkompeten
Tak hanya menyatakan kekecewaanya karena perlakuan rasialis yang didapatkan, Oezil juga menyatakan bahwa ia mendapatkan tekanan dari Presiden DFB Reinhard Grindel.
Oezil menyatakan bahwa Grindel berikeras agar ia menjelaskan perilakunya dan ingin agar ia dijadikan kesalahan utama kekalahan Jerman di Piala Dunia.