Dua tahun berselang, saya pun mewujudkan mimpi masa kecil saya ketika ditugaskan meliput Piala Dunia 2006 di Jerman.
Kebetulan? "There are no coincidences in this world," ujar Master Oogway di film "Kung Fu Panda" pertama.
Wujudkan mimpi
Sepuluh tahun berlalu sejak Piala Dunia 2006. Saya kembali menjalani perjalanan panjang menggunakan pesawat terbang ke Benua Biru. Kali ini, saya terbang bersama sejumlah fans Liverpool asal Bekasi, Jakarta, Jember, dan Surabaya.
Dalam perjalanan antara Jakarta dan Istanbul - tempat transit sebelum melanjutkan perjalanan ke Inggris, beberapa dari kami membunuh waktu dengan menonton film yang tersedia, jika tidak tidur tentu saja.
Di kursi depan kiri saya, ada Hendra Erdiansyah asal Jember. Saya tertarik ketika dia memilih film kartun untuk ditonton. Tak terlihat jelas judulnya karena mata saya silindris, tetapi film tersebut berkisah tentang Tom dan Jerry, kucing dan tikus yang merupakan teman sekaligus musuh.
Saya pun mencari film tersebut dari kursi saya dan mendapatkannya. "Tom and Jerry's Giant Adventure", begitu judul film tersebut.
Film animasi itu bercerita tentang anak yatim bernama Jack. Ibu Jack tengah terlilit utang. Rumah dan tempat hiburan milik mereka yang dibangun sang ayah terancam diambil rentenir.
Untuk bisa membayar utang, Jack mencoba menjual sapi, satu-satunya barang berharga yang valuable. Ibunya sudah patah arang karena tak mungkin bisa menutupi utang dengan hanya menjual sapi.
"Dreams come true if you believe. Ingat ucapan almarhum ayah itu, Bu," ujar Jack menenangkan ibunya. Sang ibu pun merasa reugreug lega.
Saat hendak menjualnya, sapi Jack ditawar oleh seorang petani. Namun, sapi itu coba dibeli dengan hanya segenggam kacang.
Jack kesal, tetapi petani lantas mengucapkan kata yang sama seperti ucapan almarhum ayahnya. Dia pun berbalik dan mau menukar sapinya.
Kacang itu ternyata kacang ajaib. Jadilah petualangan Tom, Jerry, dan Jack mirip cerita "Jack and Beanstalk". Mereka menuju ke awan, melawan raksasa, dan mendapatkan telur emas. Dia dan ibunya pun bisa membayar utang. Taman hiburan yang dibangun ayah Jack juga kembali beroperasi.
"Mimpi hanya akan terwujud apabila kamu memercayainya," ucap ayah Jack. Kepercayaan itu pun dimiliki tujuh orang yang berangkat ke Liverpool bersama saya.
Sebagai suporter Liverpool, mereka tentu mengidamkan untuk bisa menonton langsung tim kesayangannya di Stadion Anfield. Orang lain mungkin menilai mimpi mereka itu hanyalah angan-angan. Meski demikian, Hendra dkk tidak pernah mengubur mimpinya itu.