Desainer Malang Angkat Tragedi Kanjuruhan ke Panggung Fashion

Karya yang inspiratif tersebut berhasil memukau juri dan dianugerahi juara kedua. Mutiara Syarifuddin mengusung karya bertema "Disaster", terinspirasi dari 40 hari tragedi Stadion Kanjuruhan.

Pada hari ke-40, 10 November 2022 lalu sekitar 15.000 Aremania turun ke jalan melakukan aksi damai. Mereka melakukan long march dan aksi teatrikal dari Stadion Gajayana sampai Balai Kota Malang.

Mutiara Syarifuddin mengaku tergerak untuk mengangkat perjuangan para suporter Arema FC, Aremania, dan warga Malang menuntut keadilan untuk para korban tragedi Kanjuruhan.

“Saat itu, saya melintasi Balai Kota yang penuh dengan poster dan tiruan keranda mayat beserta foto korban yang mengelilingi Tugu Kota Malang. Saya melihat di sekitarnya banyak warga Malang yang berteduh karena saat itu hujan deras,” ujar Mutiara Syarifuddin, desainer berusia 24 tahun kepada Kompas.com.

“Saya melihat momen itu yang menyentuh saya karena kekompakan warga Malang dan banyaknya warga Malang yang berduka atas kejadian ini,” tuturnya menambahkan.

Karya designer asli Malang itu pun pun tidak jauh dari semangat usut tuntas yang digaungkan oleh Aremania.

Ia mengangkat poster-poster perjuangan Aremania ke dalam baju bernuansa hitam rancangannya. Beberapa potret kejadian tragedi juga dibubuhkan lengkap dengan garis polisi berwarna kuning hitam.

“Sore itu juga saya membuat tiruan poster dengan menggunakan kain dan pilox akan tetapi tidak sebagus yang teman-teman Aremania buat,“ ujar perempuan yang juga berprofesi sebagai dosen fashion designer di Lasalle College, Surabaya.

“Beberapa saya gabungkan menggunakan peniti yang saya jadikan selendang di bagian belakang. Untuk bagian lengan, saya menempelkan foto-foto kejadian Kanjuruhan dan dibalut police line,” katanya lagi.

Mutiara Syarifuddin mengaku selama ini tidak begitu mengikuti perkembangan Arema meskipun besar dan hidup di Kota Malang.

Akan tetapi sebagai manusia dan warga lokal, ia ikut merasakan kepiluan tragedi Kanjuruhan yang disebut sebagai bencana olahraga paling mematikan di Indonesia itu.

Ia pun berharap karyanya bisa ikut menyalurkan suara perjuangan Aremania dan warga Malang.

“Harapan saya dengan karya ini semoga teman-teman saya Aremania segera mendapatkan apa yang mereka harapkan,” kata Mutiara Syarifuddin menutup.