BANDUNG, KOMPAS.com - Tepat pada 14 Maret 2021, eksistensi Persib Bandung di kancah sepak bola nasional sudah memasuki usia 88 tahun.
Sepanjang kurun waktu tersebut, ada banyak kisah perjalanan dan perjuangan Persib untuk sampai pada titik mereka disebut sebagai tim besar dan sarat prestasi.
Pada awal kelahirannya, 14 Maret 1933, nama Persib Bandung belum dianggap sebagai kekuatan besar di sepak bola Indonesia.
Secara prestasi pun, Persib masih kalah dibanding dengan VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta) atau Persis Solo.
Akan tetapi, cerita berubah pada 1937 ketika Maung Bandung akhirnya bisa meraih gelar juara pertama dalam pentas kompetisi nasional.
Sejatinya, Persib bisa meraih gelar perdana di kompetisi Perserikatan 1936.
Sayang, upaya tersebut gagal setelah Maung Bandung dikalahkan Persis 0-2 pada laga final di Lapangan Tegalega, Bandung, 1 Juni 1936.
Kekalahan tersebut dikatakan amat menyakitkan bagi publik Bandung.
Selain gagal menjadi juara di kandang sendiri, momen tersebut juga tercatat sebagai kegagalan ketiga Persib meraih gelar juara setelah 1933 dan 1934.
Tak perlu menunggu lama, tepatnya pada kompetisi 1937, Persib kembali mendapat kesempatan untuk membalas dendam pada Persis.
Kala itu, Persib dan Persis bentrok pada laga final Perserikatan 1937 yang berlangsung di Stadion Sriwedari, Solo, 17 Mei 1937.
Pada laga tersebut, Persib tidak berstatus sebagai unggulan. Banyak pihak memprediksi Persis akan kembali mempecundangi Persib untuk kali kedua secara beruntun.
Wajar, saat itu Persis dikenal sebagai tim raksasa dengan materi pemain berkualitas dalam sosok Maladi, Maryo, hingga Soegeng.
Persib tak lebih dari sekadar tim kuda hitam. Prediksi tersebut pun berjalan mulus pada paruh pertama pertandingan.
Diceritakan oleh Rahmatullah Ading Affandi, berdasarkan penuturan salah satu wartawan majalah Sipatahoenan, Kurdi, Persis tampil dominan pada babak pertama.
Mereka mampu membuat Persib tak bisa mengembangkan permainan.
Persis mengakhiri babak pertama dengan keunggulan 1-0, melalui gol Soetris pada menit ke-9.
Akan tetapi, apa yang terjadi pada babak kedua sungguh mengejutkan banyak pihak.
Persib tak mau begitu saja dijadikan bahan olok-olok. Mereka bangkit setelah turun minum. Para pemain Persib seperti “kemasukan jin bola”, menggila, hingga mengamuk.
Anak-anak Bandung terus melancarkan serangan bertubi-tubi ke jantung pertahanan Persis.
Maladi dan Maryo yang kala itu dikenal sebagai benteng tangguh di pertahanan Persis pun dibuat tak berkutik dengan agresivitas serangan Persib.
Hasilnya, Persib bisa memutar balik keadaan menjadi 2-1. Seketika wasit meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir, para pemain Solo tertunduk lesu di lapangan.
Stadion Sriwedari membisu. Para penonton terperangah, tak percaya dengan apa yang terjadi di lapangan.
Di sisi lain, para pemain, pelatih, dan staf tim Persib bersorak gembira menyambut kemenangan tersebut.
Sejarah pun diciptakan Persib. Untuk kali pertama, mereka akhirnya menjadi jawara di kompetisi nasional.
Diceritakan dalam buku "Persib Undercover" yang ditulis oleh Novan Herfiyana dan Aqwam Fiazmi Hanifan, kabar keberhasilan Persib menjuarai kompetisi nasional mencapai petinggi klub Rd. Sadikin.
Informasi didapatkan melalui telegram yang dikirim oleh salah satu staf tim Persib di Solo.
Rd. Sadikin pun langsung menyebarkan kabar gembira itu ke seluruh penjuru Kota Bandung.
Pesta penyambutan pun disiapkan Bala Kurawa (sebutan pendukung Persib kala itu).
Sehari setelah pertandingan final, ribuan orang berkumpul di Stasiun Bandung untuk menyambut kepulangan “Sang Juara”.
Gelar juara Persib pada 1937 adalah awal dari rangkaian prestasi Persib selama 88 tahun berkiprah di kancah sepak bola Indonesia.
Sampai dengan saat ini, tercatat sudah tujuh gelar juara kompetisi nasional yang sudah diraih Persib (lima gelar Perserikatan dan dua gelar Liga Indonesia).
Catatan tersebut, menempatkan Maung Bandung dalam posisi ketiga tim paling berprestasi di Indonesia.
Raihan gelar juara Persib hanya kalah dari Persija (11 gelar juara) dan Persebaya Surabaya (delapan gelar juara).
https://bola.kompas.com/read/2021/03/14/21000088/88-tahun-persib-bandung-mengenang-momen-emas-pertama-maung-bandung-di-sepak-bola