Bertanding di Arthur Ashe Stadium, New York, Amerika Serikat, Osaka menang dua set dengan skor 6-2 dan 6-4.
Atas hasil ini, Osaka, yang kini berusia 20 tahun, mencatatkan sejarah dengan menjadi orang Jepang pertama yang memenangi gelar Grand Slam.
Hal tersebut bermula saat Williams mendapat peringatan untuk pelanggaran kode di set kedua karena menerima instruksi dari pelatih Patrick Mouratoglou, yang tidak diizinkan selama Grand Slam.
Williams bersikeras dia belum menerima taktik apa pun dari Mouratoglou dengan mengatakan kepada wasit bahwa dia tidak akan pernah menipu untuk menang dan lebih baik kalah.
Secara singkat, Williams lalu melanjutkan pertandingan. Namun, dia tampil tak maksimal dan mengekspresikan kekecewaannya dengan membanting raketnya di lapangan.
Hal itu pun membuat Ramos memberikan peringatan kedua dan Williams mendapat penalti satu poin.
Williams tak terima dengan keputusan itu.
"Saya tidak pernah curang dalam hidup saya!" kata Williams. Anda berutang maaf kepada saya," ucap Williams seperti dikutip dari ESPN.
"Anda mencuri satu poin dari saya. Anda pencuri juga," ujarnya.
"(Kepada penggemar) mari kita buat momen terbaik yang kita bisa. Kita akan melewati ini dan mari kita menjadi positif. Jadi, selamat, Naomi. Jangan cemooh (wasit) lagi," ujarnya.
"Saya benar-benar berharap untuk terus melaju dan bermain di sini lagi. Kita akan lihat," tutur Williams.
Sementara itu, Osaka, yang penuh air mata berbicara kepada penggemar Williams mengucapkan terima kasih dan meminta maaf.
"Selalu menjadi mimpi bagi saya bisa bermain dengan Serena di final AS Terbuka, jadi saya sangat senang bisa melakukannya. Saya sangat bersyukur bisa bermain dengan Anda. Terima kasih," kata Osaka.
https://bola.kompas.com/read/2018/09/09/07054268/diwarnai-protes-serena-williams-naomi-osaka-ukir-sejarah-juarai-us-open