Ada semangat berlebih dalam diri anak asuh Andre Picessa untuk mengalahkan Malaysia. Insiden bendera terbalik yang menerpa kontingen Indonesia menjadi pemicu utama mereka tampil habis-habisan.
"Kalau diingat-ingat lagi, saya mau menangis pada insiden itu. Pertandingan malam ini memang makin membuat kami berjuang untuk harga diri bangsa pascainsiden memalukan kemarin (bendera terbalik)," ujar kapten timnas futsal putri Indonesia, Maulina Novriliyani.
"Meski Malaysia sudah minta maaf, itu sama saja seperti mengajak perang. Masa mereka tidak tahu kalau bendera kita itu Merah Putih."
"Biar raga saya saja yang jatuh hingga berlumur lumpur dan darah asal jangan bendera saya yang direndahkan harga dirinya."
Maulina atau yang akrab disapa Cimot ini juga mambagi kesannya saat pertandingan melawan Malaysia. Menurut Cimot, meski Malaysia kalah, Harimau Malaya tampil merepotkan Indonesia.
Malaysia, yang pada gelaran SEA Games terakhir menahan seri Indonesia, pada gelaran kali ini harus kehilangan roh permainannya, Farahiyah. Dia mengalami cedera cukup berat sehingga harus istirahat panjang.
"Suasana di tribune banyak suporter tuan rumah, suporter kita bisa dihitung jari. Hal itu justru menjadi motivasi kami untuk tampil apik," ujarnya.
"Meski kalah, Malaysia tampil baik, mereka pantang menyerang tapi kami lebih pantang menyerah demi harga diri bangsa. Ada sesuatu yang hilang dari Malaysia setelah Farahiyah harus absen karena cedera panjang."
Cimot juga mengaku sudah siap menghadapi pertandingan selanjutnya. Indonesia akan bertemu Myanmar pada 22 Agustus di Panasonic Stadium, Shah Alam. pukul 11.00 WIB.
"Ada hal yang harus dievaluasi. Pada babak kedua kami sulit keluar dari tekanan tuan rumah. Semoga tim pelatih bisa membereskan itu pada laga lawan Myanmar. Myanmar permainannya keras dan sporadis karena mayoritas adalah pemain sepak bola," pungkas Cimot.
https://bola.kompas.com/read/2017/08/21/12574278/insiden-bendera-terbalik-bikin-timnas-futsal-putri-bergairah-taklukkan-malaysia