KOMPAS.com - Suporter Arema FC, Aremania, dalam sehari dua kali turun ke jalan untuk melakukan aksi damai di depan Balai Kota Malang, Kamis (20/10/2022).
Aksi ini merupakan bentuk pengawalan proses investigasi dan peradilan Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 133 korban jiwa.
Pada Kamis pagi, ratusan Aremania melakukan "demo diam". Mereka membentangkan beberapa spanduk berisi seruan kemanusiaan dan keresahan, tapi tidak ada orasi maupun chant.
Baca juga: Aremania Gelar Aksi Damai Demo Diam
Kurang dari dua jam setelah itu, gelombang kedua datang dengan jumlah anggota yang hanya puluhan.
Namun pada gelombang kedua ini Aremania lebih aktif bersuara dan dipersilahkan masuk di depan pelataran Balai Kota Malang.
Aksi damai ini disambut tangan terbuka Wali Kota Malang Sutiaji. Ia memberikan apresiasi atas inisiatif yang dilakukan Aremania.
Dalam aksinya Aremania menuntut supaya Pemerintah Kota Malang ikut mengawal proses hukum yang sedang berjalan sehingga tidak menguap begitu saja.
“Pertama saya ucapkan terima kasih kepada adik-adik Aremania-Aremanita yang saat ini peduli sekali dengan saudara-saudara kita yang menjadi korban Tragedi Kanjuruhan,” ujar Wali Kota berusia 58 tahun tersebut di tengah kerumunan massa.
Baca juga: Benarkah Aremania Tidak Terima Kekalahan?
“Turun ke jalan ini dalam rangka mengingatkan Malangkucecwara, siapa pun yang berbuat kejahatan akan dihancurkan oleh Tuhan,” tambahnya.
Sutiaji mengucapkan melalui aksi damai ini membuktikan bahwa Aremania bukan suporter rusuh.
Ia pun berharap Aremania terus menunjukkan sikap dewasanya dalam mengawal kasus ini.
“Saya ucapkan terima kasih, kita tunjukkan pada dunia bahwa Arek Malang cinta damai. Buktinya hari ini kita turun ke jalan tanpa kawalan tapi tetap aman,” ucap pria berkacamata.
“Kita tunjukkan pada dunia bahwa kita tidak ikhlas kalau Malang distigma rusuh. Tidak ada kerusuhan sama sekali yang ditimbulkan oleh suporter Arema,” imbuhnya.
Mengenai aspirasi dari Aremania, Sutiaji siap mendukung pengawalan Aremania terhadap proses hukum yang sedang berjalan.
“Kita harus kawal terus, proses-proses ini harus kita lihat, jangan sampai ada manipulasi-manipulasi.”
“Saya kira usut tuntas sudah menjadi komitmen kita semua,“ pungkasnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.