Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TGIPF Minta Polri Gelar Rekonstruksi Penembakan Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 15/10/2022, 07:00 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) meminta Polri menggelar rekonstruksi penembakan gas air mata Tragedi Kanjuruhan.

Rekomendasi itu tertulis dalam laporan investigasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang sudah diserahkan ke Presiden Joko Widodo pada Jumat (14/10/2022).

TGIPF menulis 11 poin rekomendasi untuk Polri termasuk salah satunya rekonstruksi penembakan gas air mata.

TGIPF menilai rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan perlu dilakukan untuk mengetahui penanggung jawab penembakan gas air mata.

Baca juga: Rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan: Reformasi PSSI, Tunda Liga sampai…

Dalam poin rekomendasi lainnya, TGIPF juga meminta Polri melakukan otopsi terhadap korban Tragedi Kanjuruhan yang diduga meninggal akibat gas air mata.

Terdapat lima poin rekomendasi TGIPF Tragedi Kanjuruhan untuk Polri yang didalamnya tertulis gas air mata.

Berikut adalah lima poin tersebut:

  • Polri dan TNI juga perlu segera menindaklanjuti penyelidikan terhadap aparat Polri dan TNI serta pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan pada kerusuhan pasca pertandingan Arema vs Persebaya tanggal 1 Oktober 2022 seperti yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton (tribun) yang diduga dilakukan di luar komando....
  • Melanjutkan proses penanganan masalah tindak pidana yang sedang ditangani, dan pihak-pihak lain (pihak-pihak yang melakukan tindakan berlebihan, serta pihak yang menyediakan gas air mata, menembakkan gas air mata ke arah penonton/tribun yang diduga dilakukan di luar komando....
  • Menghentikan penggunaan gas air mata pada setiap pertandingan sepak bola yang ditangani oleh PSSI
  • Melakukan rekonstruksi kejadian penembakan gas air mata, guna memastikan siapa yang bertanggungjawab dan terhindar dari upaya sabotase. 
  • Melakukan otopsi terhadap pasien yang meninggal dengan ciri-ciri yang diduga disebabkan oleh gas air mata, guna memastikan faktor-faktor penyebab kematian.

Rekomendasi di atas sejalan dengan dua kesimpulan TGIPF perihal aparat keamanan Tragedi Kanjuruhan.

TGIPF menyimpulkan bahwa aparat keamanan tidak pernah mendapatkan pembekalan atau penataran aturan FIFA terkait pelanggaraan penggunaan gas air mata dalam pertandingan.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan: Daftar Cela PSSI di Mata TGIPF

Kesimpulan TGIPF juga menyebut aparat keamanan melakukan tembakan gas airmata secara membabi buta ke arah lapangan, tribun, hingga luar lapangan.

Dalam konferensi pers pasca menyerahkan laporan investigasi ke Presiden Jokowi, Mahfud MD selaku Ketuta TGIPF juga menyinggung gas air mata.

Mahfud MD dengan tegas menyatakan bahwa penyebab jatuhnya ratusan korban jiwa Tragedi Kanjuruhan adalah akibat desak-desakan setelah aparat keamanan menembakkan gas air mata.

Menurut Mahfud MD, Badan Riset dan Inonavasi Nasional (BRIN) saat ini sedang memeriksa tingkat keberbahayaan kandungan gas air mata.

Namun, Mahfud MD memastikan hasil pemeriksaan BRIN tidak bisa atau tidak akan mengubah kesimpulan bahwa penyebab utama kematian masal Tragedi Kanjuruhan adalah gas air mata.

Baca juga: TGIPF Temukan Akar Masalah di PSSI dan Pihak Liga: Sudah Berlangsung Bertahun-tahun...

"Proses jatuhnya korban itu jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi maupun di media sosial," kata Mahfud MD.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Championship Series Bali United Vs Persib, Laga Tak Mudah Kedua Tim

Liga Indonesia
4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

4 Laga Final Persib di Championship Series, Fisik dan Finishing Diasah

Liga Indonesia
Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Sikap Stefano Pioli Usai Ultras AC Milan Lakukan Protes Aksi Bisu

Liga Italia
Jadwal Semifinal Liga Champions: PSG Vs Dortmund, Bayern Vs Real Madrid

Jadwal Semifinal Liga Champions: PSG Vs Dortmund, Bayern Vs Real Madrid

Liga Champions
Susy Susanti Bangga Perjuangan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Susy Susanti Bangga Perjuangan Indonesia di Thomas dan Uber Cup 2024

Badminton
Guinea Serius Tatap Indonesia, Panggil Eks Barcelona dan Tunjuk Pelatih Senior

Guinea Serius Tatap Indonesia, Panggil Eks Barcelona dan Tunjuk Pelatih Senior

Timnas Indonesia
Tour of Turkiye Jadi Bukti Sepak Terjang Brand Asal Indonesia bersama Atlet Balap Sepeda Internasional

Tour of Turkiye Jadi Bukti Sepak Terjang Brand Asal Indonesia bersama Atlet Balap Sepeda Internasional

Sports
Piala Asia U17 Wanita 2024, Tekad Satoru Mochizuki untuk Garuda Pertiwi

Piala Asia U17 Wanita 2024, Tekad Satoru Mochizuki untuk Garuda Pertiwi

Timnas Indonesia
Playoff Olimpiade Paris 2024, 4 Perbandingan Indonesia dan Guinea

Playoff Olimpiade Paris 2024, 4 Perbandingan Indonesia dan Guinea

Timnas Indonesia
Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Lando Norris Menangi Balapan F1 Kali Pertama, Asapi Verstappen

Internasional
Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Ester Nurumi Bersyukur, Bangga, dan Petik Pelajaran di Piala Uber 2024

Badminton
Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Perjuangan Luar Biasa Para Srikandi Merah Putih di Piala Uber 2024

Badminton
Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Apresiasi untuk Perjuangan Tim Thomas-Uber Indonesia

Badminton
Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Klok Lihat Marselino Kerja Keras untuk Negara, Sesalkan Warganet yang Asal Bicara

Liga Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Hasil dan Klasemen Liga Italia: Roma Vs Juventus 1-1, Milan Imbang

Liga Italia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com