KOMPAS.com - Saat bertamu ke markas AC Milan, Juventus mesti bersikap hati-hati karena tim tuan rumah sangat ahli mendapatkan hadiah penalti.
AC Milan bakal menjamu sang rival historis, Juventus, pada pekan ke-16 kompetisi teratas Liga Italia, Serie A 2020-2021, di Stadion San Siro, Kamis (7/1/21) dini hari pukul 02.45 WIB.
I Rossoneri, julukan AC Milan, yang sekarang berada di puncak klasemen dan unggul 10 angka dari Juventus di urutan kelima, musim ini sangat sering mendapatkan hadiah penalti dari wasit.
AC Milan tercatat telah mendapatkan 10 kesempatan melakukan tembakan dari titik putih di sepanjang Serie A 2020-2021. Torehan itu adalah yang terbanyak di antara tim-tim lainnya.
Baca juga: Lawan Juventus, Hakan Calhanoglu Akan Terima Penghargaan Spesial
Sebagai perbandingan, Juventus musim ini baru lima kali mendapatkan hadiah penalti.
Dari 10 kans AC Milan menyepak si kulit bundar dari jarak 12 meter, sebanyak tujuh berujung sukses.
Sementara itu, tiga kesempatan lain gagal, termasuk menghitung sepakan Zlatan Ibrahimovic di laga derbi kontra Inter Milan pada medio Oktober 2020.
Apa yang menyebabkan AC Milan begitu sering mendapatkan hadiah penalti musim ini?
Media ternama Italia yang berbasis di Kota Milan, La Gazzetta dello Sport, mengapungkan sejumlah alasan.
Alasan pertama terkait kecepatan. Skuad AC Milan memang dijejali pelari-pelari gesit nan lincah yang bisa membuat bek lawan kelimpungan.
Baca juga: Theo Hernandez Senang Jadi Pahlawan Kemenangan AC Milan, tetapi...
Figur seperti Rafael Leao, Ante Rebic, Hakan Calhanoglu, hingga Theo Hernandez dibekali teknik dribel mumpuni.
Tak jarang karena kalah langkah, lawan terpaksa menghentikan laju mereka dengan cara ilegal. Bonus bagi Milan andai pelanggaran mengambil tempat di area kotak penalti.
Theo Hernandez menjadi tukang gocek paling wahid di AC Milan dengan bekal 28 dribel sukses.
Torehan sang bek sayap asal Perancis itu menduduki urutan kelima Serie A, atau hanya kalah dari Rodrigo De Paul (Udinese/47 dribel sukses), Junior Messias (Crotone/38), Jeremie Boga (Sassuolo/36), dan Franck Ribery (Fiorentina/30).
Faktor yang kedua adalah keberadaan pemain kreatif dalam rupa Hakan Calhanoglu.