Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membayangkan Marco Reus Bahagia...

Kompas.com - 05/05/2024, 06:18 WIB
Vitorio Mantalean,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

Sementara ia naik meja operasi, rekan-rekan setimnya naik ke puncak podium, merayakan capaian Jerman sejak 1990 lewat segenggam trofi Piala Dunia.

Hanya jersey Reus yang turut mejeng di podium, dipampangkan sahabatnya di Dortmund yang baru saja pindah ke Bayern, Mario Goetze. 

Marvin Bakalorz, pemain Armenia itu, merobek ligamen engkelnya. Menghancurkan mimpinya. Namun, Reus menolak koyak. Engkel dan mimpinya remuk tapi tidak dengan bakatnya.

Reus kembali melantai; lapangan hijau kembali menjelma arena dansa pria 25 tahun yang tak lupa cara tersenyum usai 3 bulan masa rehabilitasi yang bikin frustrasi.

Dari titik nadir, Reus lagi-lagi mendorong batu karang sialan itu ke titik yang cukup tinggi untuk membuatnya dilirik klub-klub papan atas Eropa.

Membukukan 17 gol dan asis dari 29 pertandingan, nilai Reus melesat di bursa hingga 60 juta Euro lebih, pemain termahal Dortmund saat itu.

Baca juga: Jadon Sancho Jadi Bintang Dortmund: 12 Dribel Tuntas, Setara Messi

PSG yang baru saja digawangi miliarder Qatar, Nasser Al-Khelaifi, menyogoknya dengan suapan gaji 3 kali lipat. 

Tahun berikutnya, klub Perancis itu mencoba peruntungan keduanya. Begitu pula Madrid, coba mencuri sinar seorang Reus yang masih berpendari kendati Dortmund terseok di gelapnya jurang degradasi pada 2015.

Barcelona bahkan mampir dengan tawaran yang lebih konkret di Duesseldorf saat utusan dari Katalunya mulai bicara angka.

Sedianya Reus memberi lampu hijau, kontrak akan dikirim langsung kepadanya. Akhirnya, Reus memberi tanda tangannya di atas kontrak, tapi kontrak jangka panjang yang disodorkan Dortmund di ruang kantor mungil itu.

Begitu lah Reus, berbekal cinta sejati—sebagaimana slogan Dortmund, “echte liebe”--sudi jatuh hingga ke jurang, demi membersamai batu karang yang belakangan kita tahu bernama Borussia Dortmund itu, untuk bangkit dari nestapa.

Kita tidak pernah tahu, tapi seperti Camus bilang, kita harus membayangkan Reus berbahagia melakukan ini semua, termasuk mendorong Dortmund dari peringkat 16 di lembah degradasi untuk merayap naik ke peringkat 7 pada akhir musim itu. 

Pada awal 2018, pintu kamar Reus kembali diketuk. Pep Guardiola, manajer jenius yang berhasil menculik Mario Goetze ke Bayern pada 2013 jelang final Liga Champions, menggodanya dengan harum fulus Dubai.

Baca juga: Kemenangan Dortmund Kunci 5 Slot Bundesliga di Liga Champions Musim Depan

Ia berencana melibatkan Reus dalam kerajaan baru sepakbola yang ia rintis bersama Manchester City.

Rayuan gaji 23 juta Euro setahun rupanya tak berarti apa-apa bagi Reus yang tahu betul makna ikrar setia.

Mulai musim itu, ban kapten memeluk lengannya bak cincin suci pernikahan yang melingkari jari mempelai.

Sebuah deklarasi cinta yang sakral. Usai 259 hari dibekap cedera, fans di Westfalen menyambutnya dengan gema paling membahana di sekujur stadion.

Mafhum bahwa Reus telah memutuskan sehidup semati bersama cinta pertamanya, tak satu pun klub coba mengganggunya lagi.

Agaknya, mereka menghormati sepakbola itu sendiri yang seakan merestui Reus untuk menggurat epos agung soal loyalitas yang kian tak laku di hadapan industri.

Seiring mundurnya para peminat, harga Reus di bursa transfer terus menggelincir, namun tidak dengan performanya.

Harapan atas puncak megah yang gagal ia cengkau itu kembali terbit di dada Reus begitu namanya masuk daftar 23 pemain yang berangkat ke Rusia pada Piala Dunia 2018.

Sebuah ganjaran atas penampilan dahsyatnya sepanjang 2018 yang membuatnya didapuk sebagai Pemain Terbaik Jerman dan Bundesliga.

Entah apa salah dan dosanya, takdir selalu mengambil peran ibu tiri nan tega. Reus mesti mengemas koper lebih awal usai suguhan memalukan Jerman di Rusia.

Kalah di fase grup, Reus balik ke tanah kelahiran, menemui Dortmund si batu karang untuk memulai lagi rutinitas absurd itu: mendorongnya lagi nyaris ke puncak Bundesliga lewat rentetan hasil fenomenal, hanya untuk disalip Bayern pada tikungan terakhir.

Bertahun-tahun ia mengawani dan mengawini Dortmund dan selama itu pula batu karang ini merindu trofi Liga Jerman

Selama itu pula, Reus pilih menghabiskan waktunya bertualang pada gunung yang itu-itu lagi, demi puncak yang itu-itu juga, walau yang ia lakukan "cuma" turun dan naik kembali pada kesempatan berikutnya tanpa pernah tiba pada puncak dambaannya.

Sementara itu, para pemain bintang yang pernah berbagi padang dengannya, telah menyesap manisnya petualangan baru bersama klub-klub dengan kesempatan mencecap puncak kesuksesan.

Puncak yang dulu bisa saja digapai Reus dengan mudah seandainya ia, sebagaimana pemain-pemain itu, menganggap Dortmund sebagai batu loncatan belaka, bukan batu karang yang perlu didorong setengah mati dan meluncur jatuh ke lembah sebelum tiba di puncak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polandia Vs Belanda 1-2: Ketika Oranje Menang Tanpa Pemain Ajax...

Polandia Vs Belanda 1-2: Ketika Oranje Menang Tanpa Pemain Ajax...

Internasional
Hasil Polandia Vs Belanda: Weghorst 'Supersub', De Oranje Menang 2-1

Hasil Polandia Vs Belanda: Weghorst "Supersub", De Oranje Menang 2-1

Internasional
Persebaya Mulai Persiapan Menuju Liga 1 2024-2025, Rencana Munster

Persebaya Mulai Persiapan Menuju Liga 1 2024-2025, Rencana Munster

Liga Indonesia
Italia Selamat dari Pukulan 23 Detik, Kata-kata Del Piero Terbukti, Pujian Totti

Italia Selamat dari Pukulan 23 Detik, Kata-kata Del Piero Terbukti, Pujian Totti

Internasional
Polandia Vs Belanda: Polisi Amankan Pria Berkapak yang Ancam Fan

Polandia Vs Belanda: Polisi Amankan Pria Berkapak yang Ancam Fan

Internasional
Link Live Streaming Polandia Vs Belanda, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Polandia Vs Belanda, Kickoff 20.00 WIB

Internasional
Nirgelar di Bayern Muenchen, Kane Makin Lapar Raih Trofi Euro 2024

Nirgelar di Bayern Muenchen, Kane Makin Lapar Raih Trofi Euro 2024

Internasional
Rekap Final Australian Open 2024, Gelar Super 500 Perdana Ana/Tiwi

Rekap Final Australian Open 2024, Gelar Super 500 Perdana Ana/Tiwi

Badminton
Eks Pemain Spanyol Puji Lamine Yamal, Ungkit Lionel Messi

Eks Pemain Spanyol Puji Lamine Yamal, Ungkit Lionel Messi

Internasional
Hasil Australian Open 2024: Ahsan/Hendra Runner-up, Kalah dari Wakil China

Hasil Australian Open 2024: Ahsan/Hendra Runner-up, Kalah dari Wakil China

Badminton
Perkenalkan Gilson Costa, Tambah Kekuatan Lini Tengah Persebaya

Perkenalkan Gilson Costa, Tambah Kekuatan Lini Tengah Persebaya

Liga Indonesia
Atlet PB Djarum Tampil Dominan pada Graha Padma Wali Kota Cup 2024

Atlet PB Djarum Tampil Dominan pada Graha Padma Wali Kota Cup 2024

Badminton
Hasil Australian Open 2024: Bekuk Wakil Malaysia, Ana/Tiwi Juara!

Hasil Australian Open 2024: Bekuk Wakil Malaysia, Ana/Tiwi Juara!

Badminton
Hasil Final Australian Open 2024: Berjuang Tiga Gim, Ester Runner-up

Hasil Final Australian Open 2024: Berjuang Tiga Gim, Ester Runner-up

Badminton
Malut United Resmi Rekrut Duo Kembar Yakob dan Yance Sayuri

Malut United Resmi Rekrut Duo Kembar Yakob dan Yance Sayuri

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com