"Masalah karena keberadaan Ranggaz, hal ini harus dibuktikan di ranah hukum."
"Sekarang ini banyak hipotesis sebenarnya. Namun, kita tidak bisa merangkai fakta tanpa fakta sebenarnya."
Bagi Chitto, kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi federasi secara aspek legal terutama kenapa PSSI begitu lunak terhadap aturan hukum yang dibuat dalam tender.
Menurutnya, penjelasan resmi akan bisa membuat segala nada sumbang terkait proses tender ini meredup.
"Seharusnya PSSI bisa menjawab dengan lebih tegas dan lebih clear," ujarnya.
"Kenapa PSSI memperbolehkan subkon ini? Apakah jika itu terjadi dengan pemenang lain, hal sama diperbolehkan?"
"Apakah PT GSI saat itu tidak berpikir atau berkonsultasi dengan divisi hukum terkait efek-efek turunan dari keputusan ini," lanjutnya.
"Atau, sebetulnya PSSI akan iya-iya saja, yang penting Erigo membayar sesuai jumlah yang dikatakan sangat besar itu?”
“Jadinya muncul teori konspirasi Ranggaz atau Erick Thohir. Ini yang seharusnya menjadi jelas."
Baca juga: PSSI Ungkap 3 Alasan Pilih Erspo Menang Tender buat Jersey Timnas Indonesia
Chitto pun mengutarakan, keterbukaan PSSI dalam hal ini akan bisa mengobati keramaian yang terjadi agar tidak mengganggu sampai ke tim nasional.
"PSSI bahasanya menggampangkan proses. Ini yang menimbulkan banyak pertanyaan."
"Semakin dibiarkan semakin membiarkan persepsi negatif," ujar pria yang juga Dosen STIH IBLAM tersebut.
"Apalagi saat ini timnas Indonesia lagi bagus-bagusnya. Dengan adanya permasalahan ini bisa mengganggu ke tim secara tidak langsung walau urusan pemain hanya bermain."
"PSSI seharusnya bisa lebih terbuka seperti Erspo yang bersedia untuk mendengarkan mengganti desain dll itu cukup membuat masyarakat dan fans timnas lebih tenang."
"Harapannya, PSSI bisa melakukan hal serupa agar tidak ada bola-bola liar."
"Takutnya mengganggu secara tidak langsung, ke perpanjangan kontrak STY, kepercayaan pemain-pemain timnas ke PSSI, dan kurangnya kepercayaan fans timnas."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.