KOMPAS.com - Pelatih Arema FC, Widodo Cahyono Putro, membagikan analisis mengenai kerapuhan lini belakang timnya di Liga 1 2023-2024. Ia meminta Singo Edan lebih agresif.
Menurutnya, salah satu faktor yang membuat pertahanan Arema FC mudah ditembus adalah adalah penempatan pemain yang tidak sesuai dengan posisi naturalnya.
Arema FC menjadi tim kedua dengan jumlah kebobolan terbanyak di liga musim ini. Catatan kebobolan Singo Edan adalah 44 gol dari 24 pertandingan.
Hanya ada satu kontestan Liga 1 2023-2024 yang menderita lebih banyak gol daripada Arema, yakni Persikabo 1973 yang kebobolan 46 kali dari 24 laga.
Musim ini, Arema pernah menelan sejumlah kekalahan dengan skor besar termasuk saat bersua Persik (2-5), Barito Putera (0-4), dan terakhir PSIS Semarang (1-4).
Baca juga: Arema FC Yakin Lepas dari Zona Degradasi, Widodo CP Picu Semangat Baru
Sepanjang Liga 1 2023-2024, Singo Edan hanya tiga kali mencatatkan clean sheet.
“Kemarin kendala saya melihat itu di belakang karena posisi pemainnya mungkin kurang pas terutama mungkin dari pemain asing,” ujar Widodo C Putro.
Pernyataannya tersebut seperti menyinggung kebijakan pelatih sebelumnya, Fernando Valente, yang gemar melakukan bongkar pasang posisi pemain.
Salah satu keputusan Valente kala bertugas sebagai pelatih Arema adalah menempatkan dua gelandang asing, Julian Guevara dan Charles Raphael Almeida, sebagai palang pintu.
Julian Guevara beroposisi alami sebagai gelandang tengah dan gelandang bertahan.
Sedangkan, Charles Raphael Almeida memang bisa beroposisi sebagai bek tengah. Namun. sebelum bergabung dengan Arema FC, ia lebih banyak bermain sebagai gelandang tengah dan gelandang bertahan.
Selain itu, Achmad Maulana yang berposisi natural sebagai gelandang bertahan, disulap Valente jadi bek kanan.
Widodo C Putro memastikan dirinya akan berupaya keras untuk memperbaiki kinerja lini belakang Arema FC.
Baca juga: Sorotan Widodo untuk Maksimalkan Predator Arema FC, Lokolingoy
“Saya tidak akan menyalahkan pemain itu, nanti saya sebisa mungkin mencoba bagaimana tim ini tidak kebobolan,“ ucap mantan pelatih Deltras Sidoarjo itu.
Widodo pun meminta pemainnya untuk tampil lebih agresif dalam fase bertahan, tidak hanya menunggu lawan di area kotak 16 meter.
“Banyak cara, bagaimana taktik kami mencegah pemain lawan tidak bisa masuk ke pertahanan kami,” kata Widodo C Putro.
“Caranya bagaimana? Kalau kami hanya terus bertarung di kotak penalti, kami menunggu ya mereka akan coba shoting-shooting dari jarak jauh. Untuk memecah kebuntuan, itu bukan hanya main pendek, tapi dengan shooting, memecah parkir bus juga dengan shooting,” ucap Widodo menutup.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.