KOMPAS.com - Petinggi FIFA Sanjeevan Balasingam menjelaskan alasan kenapa pembangunan National Training Center (NTC) atau pusat latihan tim nasional di Ibu Kota Nusantara (IKN) terpilih sebagai proyek FIFA Forward 3.0 di Indonesia.
FIFA Forward merupakan salah satu dana hibah terbesar di dunia olahraga dengan FIFA menyediakan 2,8 miliar dolar AS untuk ke-211 negara anggota mereka.
FIFA Forward diresmikan seiring kedatangan Gianni Infantino sebagagai Presiden FIFA pada 2016 dengan tujuan untuk memberikan semua orang di dunia kesempatan bermain sepak bola.
Laporan Pengembangan Global FIFA Forward menjabarkan, selama tiga siklus atau tujuh tahun pertama FIFA Forward, telah ada lebih dari 1.600 proyek yang ditujukan untuk mengembangkan sepak bola secara jangka panjang.
Baca juga: Program FIFA Forward di Indonesia: Infrastruktur, Peningkatan Wasit, dan Sepak Bola Wanita
Sepertiga jumlah ini (524) terkait dengan pembangunan infrastruktur, termasuk jumlah signifikan yang berfokus ke pusat tenkis dan stadion-stadion.
Pusat latihan timnas Indonesia menjadi proyek terkini dari rangkaian pembangunan infrastruktur yang menggunakan dana FIFA Forward.
PSSI mendapatkan pendanaan dari FIFA Forward 3.0 sebanyak 5,6 juta dollar AS atau Rp 83 miliar.
Direktur Anggota Asosiasi Regional Asia dan Oseania FIFA, Sanjeevan Balasingam, secara eksklusif menjelaskan pentingnya pembangunan infrastruktur negara anggota mereka kepada Kompas.com pekan lalu.
"Contoh bagus adalah di Taiwan dan Makau di mana harga tanah sangat tinggi. Berkat bantuan FIFA Forward, federasi sepak bola mereka menjadi organisasi olahraga pertama di negara-negara tersebut yang punya markas sendiri," tuturnya.
"Brunei memakai dana untuk membangun lapangan latihan timnas sendiri. Myanmar punya stadion futsal pertama melalui program ini. Kemudian ada pusat futsal di Thailand."
Baca juga: FIFA Ancam Keluarkan Brasil dari Semua Kompetisi, Imbas Campur Tangan Pemerintah
Sanjeevan pun mengutarakan kenapa proyek-proyek FIFA Forward biasanya dimulai dengan penekanan infrastruktur.
"Kami sadar bahwa hal ini krusial di banyak negara anggota di Asia terutama Asia Tenggara. Contoh, Indonesia negara sangat besar tetapi kalian tak punya pusat latihan dan markas federasi sendiri," ujarnya melalui sambungan Zoom dari markas FIFA di Zurich, Swiss.
"Dalam 10 tahun terakhir, berapa sering PSSI pindah kantor? Anda harus punya stabilitas dan hal ini datang kalau Anda punya rumah, atap di atas kepala kalian."
"Ini sebab kami fokus ke infrastruktur terlebih dulu. Setelah itu selesai, Anda bisa melakukan capacity building. Jadi, ini proses selangkah demi selangkah."
Sanjeevan menekankan bahwa FIFA senantiasa mendukung setiap negara anggota dalam meningkatkan level sepak bola mereka. Baik itu peningkatan partisipasi sepak bola wanita atau level wasit.