KOMPAS.com - Penyelenggaraan Piala Dunia U17 2023 Indonesia rampung diselenggarakan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur.
Stadion kebangaan masyarakat Kota Surabaya tersebut sebelumnya gegap gempita mendapatkan kepercayaan untuk melaksanakan upacara pembukaan.
Stadion tersebut juga menjadi venue tuan rumah laga-laga Timnas U17 Indonesia di babak penyisihan Grup A Piala Dunia U17 2023.
Tugas terakhir Stadion Gelora Bung Tomo di Piala Dunia U17 adalah menyelenggarakan dua pertandingan babak 16 besar: Timnas Mali vs Meksiko dan Timnas Maroko vs Iran, Selasa (21/11/2023) malam.
Baca juga: Piala Dunia U17 Memberikan Dampak Positif bagi Sektor Ekonomi dan Pariwisata
Hari terakhir tersebut terpantau tidak semarak babak penyisihan Grup A saat Timnas Indonesia U17 berlaga.
Ketika itu, banyak suporter Garuda dari penjuru Indonesia datang untuk memberikan dukungan bagi Merah Putih.
Namun, pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U17 2023 tetap menjadi pusat perhatian penikmat sepak bola. Selain itu matchday terakhir ini juga dimeriakan siswa-siswi sekolah di Kota Surabaya.
Para siswa ini diberikan kesempatan oleh pihak penyelenggara menyaksikan pertandingan Piala Dunia U17 secara gratis.
Mereka pun datang secara berkelompok dengan dikoordinasikan oleh sekolah masing-masing. Mayoritas menggunakan seragam sekolah, namun sebagian lagi ada yang mengenakan seragam olahraga.
Tercatat sekitar 7000-an siswa hadir memeriahkan pertandingan Timnas Mali vs Meksiko yang dimulai 15.30 WIB.
Nesya, siswa asal SMK Wijaya Putra, mengatakan sangat senang karena diberikan kesempatan menyaksikan pertandingan Piala Dunia U17 2023.
Baca juga: Maroko Lolos ke Delapan Besar Piala Dunia U17, Pelatih Iran Apresiasi Pemain
Ia mengungkapkan tidak semua siswa mendapatkan kesempatan ini, hanya beberapa saja yang terpilih.
“Dari pihak sekolah menawarkan cuma beberapa perwakilan dan tidak dipungut biaya,” ujar siswi berkerudung itu kepada Kompas.com.
Sekolahnya mendapatkan jatah 150 tiket pertandingan. Ia dan teman-temannya berangkat secara berkelompok dengan didampingi oleh guru.
“Tadi berangkat dari sekolah bersama-sama lalu ke terminal lalu naik shuttle. Sebenarnya lebih praktis bawa motor sendiri-sendiri tapi kalau langsung ke sini bawa motor sendiri-sendiri pasti tidak kondusif, jadi benar ada shuttle,” imbuhnya.