Sampai akhirnya Tragedi Kanjuruhan menimpa usai kekalahan atas rival Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022, pada laga pekan ke-11.
Seluruh anggota tim menjadi saksi mata langsung tragedi yang menewaskan 135 korban jiwa itu.
Beberapa bahkan turut mengangkat korban yang jatuh sebagai imbas tembakan gas air mata otoritas keamanan di dalam stadion.
Pasca-kejadian tersebut, tim berusaha bangkit dari rasa trauma dengan bantuan psikolog dan ahli. Namun, secara individu dan tim Arema FC tak lagi sama.
Beberapa pemain pilar yang diandalkan memutuskan pergi pada bursa tengah musim tanpa pengganti sepadan.
Situasi semakin sulit saat dihadapkan dengan menjalani sanksi usiran dari Malang.
Kesehatan fisik juga menjadi berkurang karena jadwal padat dan kelelahan mental akibat jauh dari keluarga sehingga membuat kedalaman tim tidak seimbang.
“Ini kan kelihatan sekali apa yang (perlu) diperbaiki semuanya, sangat jelas dan itu menjadi raport yang akan saya sampaikan,” terang Joko Susilo.
“Kami fair, tim ini tidak cukup untuk menghadapi musim depan kalau tidak ada penyegaran."
"Kalau tidak, bagaimana dengan persiapan kedalaman tim dan mengembalikan karakter tim Arema sendiri,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.