Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putu Gede ke Arema FC, Antara Panggilan Hati dan Pertaruhan Reputasi

Kompas.com - 10/02/2023, 15:40 WIB
Suci Rahayu,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berlabuhnya I Putu Gede di Arema FC menyisakan cerita. Ia mengungkapkan sempat ada pro dan kontra baik secara batin maupun fisik saat pertama kali disodorkan tawaran kembali ke Malang.

Malang dan Arema selalu menjadi tempat yang spesial untuknya. Bersama Arema ia merasakan puncak karier sebagai pemain ketika merengkuh trofi Divisi 1 2004 serta dua gelar beruntun Copa Indonesia pada 2005 dan 2005.

Ia senang saat tawaran untuk menjadi pelatih datang. Apalagi yang mengundangnya adalah dua sosok yang disegani, yakni Iwan Budianto dan Wiebie Dwi Andriyas.

Baca juga: Arema FC Penuhi Target Cetak Gol, Menang Itu Bonus

Akan tetapi di sisi lain ia tidak menutup mata dengan kondisi berat tim berjuluk Singo Edan.

Arema benar-benar terpuruk. Mental pemain ambruk karena Tragedi Kanjuruhan, ditambah masalah beruntun dari suporter serta tren tanpa kemenangan.

“Pertama saya menerima tawaran sebagai pelatih di Arema itu tantangan banget. Banyak dari keluarga juga pro dan kontra, disuruh mikir dulu,” beber pelatih berlisensi A AFC itu.

“Tapi saya kan dibesarkan di Arema, kebetulan yang meminta Mas Wibie dan Mas Iwan juga,” ungkapnya.

Pada akhirnya Putu Gede tidak bisa membohongi hatinya. Ia tergerak kembali mengabdi ke Arema, terlebih dengan kondisi klub yang memprihatinkan.

Ia tahu betul bahwa mengemban misi sulit membawa Arema FC bangki termasuk mempertaruhkan reputasinya sebagai pelatih dengan semua risiko yang ada.

Baca juga: Jalani Debut Manis, Putu Gede Patahkan Rekor Buruk Arema FC

“Saya tidak lihat situasi di tim tapi saya cuma punya keinginan dan keyakinan bahwa ini satu tantangan dan kalau tidak saya ambil siapa lagi,” ucap pelatih kelahiran Denpasar.

“Saya bertaruh dengan reputasi, tapi saya yakin dengan apa yang ada dari diri saya. Karena saya yakin bisa. Saya lihat setiap laga yang saya ikuti dan terus saya yakin bisa,” ucapnya.

Keyakinannya bertambah saat menjalani latihan perdana. Di sana ia melihat pemain memiliki motivasi yang sama untuk bisa bangkit.

“Alhamdulillah bersyukur saya datang pemain welcome ada sambutan itu ada poin menguatkan saya. Tapi seandainya saya datang pada menghilang, saya sudah ada sinyal (buruk),” ungkap Putu Gede.

“Saya bilang ke pemain kalau tidak menghendaki saya, saya juga bisa pergi. Tidak masalah karena ini untuk Arema. Tapi saya terkejut saat datang mereka sangat welcome itu yang memberikan poin untuk saya yakin,” pungkasnya.

Pemain Arema FC Dedik Setiawan menyundul bola saat pertandingan pekan ke-23 Liga 1 2022-2023 melawan RANS Nusantara FC yang berakhir dengan skor 1-2 di Stadion Pakansari Bogor, Rabu (8/2/2023) sore.Dokumentasi Arema FC Pemain Arema FC Dedik Setiawan menyundul bola saat pertandingan pekan ke-23 Liga 1 2022-2023 melawan RANS Nusantara FC yang berakhir dengan skor 1-2 di Stadion Pakansari Bogor, Rabu (8/2/2023) sore.

Setelah menyamakan frekuensi dengan pemain, ia bergerak membangun kembali Arema FC.

Fokus pertamanya adalah memperbaiki mental pemain dengan menarget gol pada laga pekan ke-23 Liga 1 2022-2023 melawan RANS Nusantara FC.

Hasilnya di luar target. Dedik Setiawan dkk berhasil memenangkan pertandingan 2-1 setelah sempat tertinggal satu gol terlebih dahulu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com