KOMPAS.com - Pihak Arema FC menyusun langkah untuk menindaklanjuti insiden penyerangan terhadap tim usai pertandingan pekan ke-20 Liga 1 2022-2023 melawan PSS Sleman di Stadion Maguwoharjo Sleman, Rabu (27/1/2023), malam.
Arema FC kecewa karena hak mendapatkan rasa aman sebagai tim tamu tidak terpenuhi.
Penyerangan terjadi saat oknum tidak dikenal menyerang bus tim Arema FC menggunakan batu seusai mereka bergerak meninggalkan stadion.
Akibat penyerangan tersebut, kaca depan, samping kiri, dan belakang mengalami kerusakan parah.
Korban luka dari pemain dan ofisial pun tidak terhindarkan.
Baca juga: Serangan ke Bus Arema FC: Kena Pecahan Kaca, Pemain-Ofisial Luka-luka
Pipi Dendi Santoso dan leher Joko Susilo terkena lemparan batu. Adilson Maringa dan Achmad Figo juga terluka akibat terkena serpihan kaca.
Luka paling parah dialami asisten pelatih Kuncoro, kakinya robek dan dia sempat mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, mengungkapkan teror terhadap tim juga sudah terasa sejak pertandingan berjalan.
"Ya, pasti akan protes terkait kejadian ini," ujar pria asal Malang melalui rekaman suara kepada beberapa media termasuk Kompas.com.
"Dari awal jelang pertandingan, suporternya Sleman sudah seperti itu. Ada kata-kata rasis, tulisan-tulisan itu tadi. Operator tadi banyak yang tahu," tambahnya.
Baca juga: Javier Roca Bicara soal Arema FC yang Telan Empat Kekalahan Beruntun
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.