KOMPAS.com - Bomber Juventus, Dusan Vlahovic, mengirimkan pesan semangat dan menegaskan timnya tidak takut, sekali pun kehilangan 15 poin.
Juventus mendapat hukuman pengurangan 15 poin menjelang laga melawan Atalanta pada pekan ke-19 Liga Italia 2022-2023.
Pertandingan Juventus vs Atalanta akan berlangsung di Allianz Stadium, Senin (23/1/2023) pukul 02.45 WIB.
Sanksi pengurangan 15 poin didapat Juventus setelah Pengadilan Banding Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menyatakan Si Nyonya Besar bersalah atas kasus transfer pemain.
Baca juga: Juventus dan Bencana Plusvalenza: Poin Menyusut, Dokumen CR7 Simpan Bahaya
Hukuman ini membuat posisi Juventus di klasemen Liga Italia 2022-2023 mengalami penurunan drastis.
Skuad asuhan Massimiliano Allegri semula berada di urutan ketiga klasemen dengan koleksi 37 poin, di bawah Napoli dan AC Milan.
Akan tetapi, putusan pengadilan membuat Juventus anjlok ke posisi 10 dan poin mereka menyusut menjadi cuma 22.
Para pemain Juventus pun beramai-ramai mengungkapkan isi hati mereka melalui media sosial masing-masing.
Baca juga: Rangkuman Pengurangan Poin Juventus: Penyebab dan Perbedaan dengan Calciopoli
Salah satunya adalah Dusan Vlahovic. Pemain asal Serbia itu menegaskan bahwa Juventus tidak takut apa pun termasuk kehilangan 15 poin.
Vlahovic menegaskan bahwa situasi ini hanya akan membuat Juventus menjadi tim yang lebih kuat dari sebelumnya.
"Kami tidak takut kehilangan beberapa poin. Kami tidak takut untuk bekerja keras. Kami tidak takut dengan lawan kami. Kami tidak perlu takut pada apa pun," kata dia.
"Karena ketika mereka mengira kami telah jatuh, kami akan bangkit lebih kuat dari sebelumnya. Ini kami, ini Juventus," tutur Dusan Vlahovic.
Hukuman ini bermula ketika jaksa Giuseppe Chine meminta Pengadilan Banding FIGC membuka kembali penyidikan terhadap Juventus.
Permintaan Giuseppe Chine dilakukan menyusul penemuan bukti-bukti baru hasil tim investigasi Prisma yang dipimpin Kantor Kejaksaan Umum Turin.
Juventus diselidiki karena masalah yang dikenal di Italia sebagai "plusvalenza" yang sejatinya adalah istilah akuntansi dalam bahasa Italia untuk mendeskripsikan laba hasil penjualan aset.
Secara khusus, istilah plusvalenza sering dipakai buat menjelaskan selisih antara harga jual (yang lebih tinggi) dengan pembiayaan (lebih rendah) dari sebuah aset tertentu.
Juventus disebut merekayasa nilai transfer dan pembukuan finansial untuk mengakali aturan FFP (Financial Fair Play).
Transaksi transfer "tukar guling" Miralem Pjanic (biaya transfer 60 juta euro) dengan Arthur Melo (72 juta euro) pada 2020 silam menjadi contoh terbaik.
Juventus melabeli transfer Pjanic ke Barcelona dengan nilai 60 juta euro, meski sang pemain asal Bosnia-Herzegovina dikatakan tak memilki harga riil setinggi itu.
Si Nyonya Besar disebut perlu mendongkrak nilai transfer pemain agar nominal itu tercatat di buku finansial mereka.
Dengan mendapat pemasukan tinggi di bursa transfer, Juventus bisa punya ruang lebih leluasa untuk membeli pemain lagi tanpa melanggar FFP.
Giuseppe Chiena semula menuntut Juventus dengan pengurangan sembilan poin, tetapi pengadilan menjatuhkan hukuman lebih berat, yakni pengurangan 15 poin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.