KOMPAS.com - Pada Januari 2017, Herve Renard pelatih timnas Maroko saat itu, mengejutkan banyak orang dengan tidak memasukkan Hakim Ziyech ke skuadnya untuk Piala Afrika di Gabon.
Ziyech yang kala itu berusia 24 tahun dan lahir di Dronten, Belanda, memulai kariernya dengan klub Heerenveen kemudian bergabung dengan FC Twente. Ia mencetak 34 gol dalam 76 pertandingan Eredivisie.
Kebintangan Ziyech bersama Heerenveen dan Twente menjadikannya salah satu pemain yang mungkin dipanggil pelatih Belanda saat itu, Danny Blind, tetapi pemanggilannya urung terjadi karena De Oranje gagal lolos ke Euro 2016.
Baca juga: Piala Dunia 2022: Ziyech Pilih Maroko ketimbang Belanda, Panggilan Hati Disambut Caci
Ziyech adalah salah satu pemain terbaik di Belanda saat bermain dengan tim muda "Negeri Kincir Angin"; Namun, pada September 2015, dia mengejutkan Belanda karena memilih bermain untuk negara asalnya, Maroko.
Marco Van Basten saat menjadi asisten pelatih timnas Belanda ketika Ziyech membuat keputusan itu, mengecamnya dengan merujuk pada Herve Renard yang tidak memanggil sang pemain.
“Dia kemudian memilih bermain untuk Maroko, tapi tidak memilihnya dulu adalah hak terbesar kami.”
Van Basten lalu menyalahkan Ziyech.
“Kenapa dia tidak menunggu sebentar, lalu dia sekarang bisa bermain untuk Belanda. Dia pemain yang sempurna untuk Belanda. Nilai pasarnya sebagai pemain internasional Belanda bisa saja jauh lebih tinggi.”
“Kami sudah menghubunginya saat dia bertekad bermain untuk Maroko dan berkata, 'Ya, saya ingin bermain untuk Maroko.' Danny (Blind) juga berbicara dengannya. Saya menyesal dia tidak bisa menunggu,” lanjut penyerang legendaris itu.
Baca juga: Kesalahan Hakim Ziyech adalah Cerminan Kata-kata Albert Einstein
Namun, semuanya kemudian berbalik karena Renard memasukkan Ziyech ke dalam skuadnya yang lolos ke Piala Dunia 2018.
Ziyech tampil di banyak pertandingan penting melawan Mali, Gabon, dan Pantai Gading, yang membantu Maroko lolos setelah absen sejak 1998.
Pada saat yang sama, Belanda gagal lolos ke Piala Dunia di Rusia karena menempati posisi ketiga di grup kualifikasi.
Di Piala Dunia 2022, Ziyech kembali unggul dari Belanda. Maroko dibawanya menjadi tim Afrika pertama yang menembus semifinal, sedangkan tim asuhan Louis van Gaal tersingkir di perempat final lawan Argentina.
Baca juga: Perancis Vs Maroko: Kisah Hakimi dan Mbappe, Pertarungan 2 Kawan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.