Realitanya adalah selama tujuh Piala Dunia yang berlangsung dari 1930 hingga 1962, Mesir pada 1934 adalah satu-satunya wakil benua Afrika.
Alasannya sebagian karena penjajahan brutal di Afrika oleh negara-negara Eropa Barat, dan sebagian karena mantan bos-bos FIFA yang menolak memberi Afrika tiket otomatis di Piala Dunia, bahkan untuk negara-negara yang telah memperoleh kemerdekaan.
Pada 1966, benua Afrika memboikot Piala Dunia di Inggris untuk menuntut FIFA jaminan tempat di turnamen tersebut, yang kemudian diamankan pada 1970.
Selama tiga dekade berikutnya, tim-tim Afrika membuat kejutan besar termasuk Aljazair mengalahkan Jerman Barat, Maroko mengalahkan Portugal, dan Kamerun mengalahkan Argentina.
Meskipun demikian, FIFA hanya memberi negara-negara Afrika dua slot pada 1982, tiga pada 1994, dan lima pada 1998.
Jadi, salah satu alasan Afrika belum juara Piala Dunia adalah karena jarang berpartisipasi.
Hadiah uang dari partisipasi di Piala Dunia saja bisa disuntikkan ke sepak bola akar rumput di seluruh Afrika, yang secara signifikan dapat meningkatkan kualitas permainan.
Hampir satu abad setelah Piala Dunia perdana diselenggarakan di Uruguay, Afrika akhirnya akan diberikan jumlah yang lebih adil yaitu 9,5 negara pada 2026.
Baca juga: Piala Dunia 2022: 5 Pelatih Lokal, Wakil Afrika Ciptakan Sejarah
Piala Dunia 2022 juga menunjukkan bahwa hak menjadi tuan rumah bisa sangat berpengaruh.
Korea Selatan mencapai semifinal pada 2002 ketika menjadi tuan rumah bersama Jepang, sedangkan Ghana hanya berjarak satu tendangan penalti dari semifinal pada 2010 di Piala Dunia pertama di Afrika.
Tiga tim Asia lolos ke fase gugur 2022, dan Piala Dunia Qatar sejauh ini merupakan turnamen paling sukses untuk negara-negara Afrika.
24 poin kumulatif dari 15 pertandingan penyisihan grup mereka memecahkan rekor sebelumnya yaitu 15 poin di Piala Dunia 2002.
Kamerun menjadi negara Afrika pertama yang mengalahkan Brasil di Piala Dunia, Tunisia mencetak kemenangan atas juara bertahan Perancis, dan Maroko menjadi negara Afrika pertama yang juara grup.
Menyaksikan kerumunan pendukung Arab Saudi, Maroko, dan Tunisia menyemangati tim mereka menuju kemenangan bersejarah menarik disaksikan.
Kemudian, jika Maroko dapat mewujudkan impian Reragui menjuarai Piala Dunia, tentunya bisa menjadi pelipur lara atas kekecewaan di masa lalu.
Mengingat betapa kokohnya perrtahanan dan bagusnya kiper Yassine Bono, Maroko akan selalu memiliki peluang di Piala Dunia 2022.
Tinggal 270 menit tersisa di Piala Dunia 2022, apakah Maroko dapat mengangkat trofi di akhir turnamen?
Baca juga: Profil Bono: Kiper Maroko, Pahlawan Adu Penalti Kontra Spanyol
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.