KOMPAS.com - Sistem atau mekanisme ticketing laga kandang Persib Bandung dalam Liga 1 2022-2023 mendapat apresiasi.
Klaim ini muncul setelah adanya Tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022.
Mekanisme penjualan tiket Persib musim ini dianggap ribet dan menuai berbagai pro-kontra.
Namun berdasarkan pengalaman bobotoh, mereka bisa menonton dan menikmati jalannya pertandingan dengan aman dan nyaman di dalam stadion.
Panpel Persib dinilai mampu belajar dari pengalaman buruk saat kejadian tewasnya dua bobotoh di pintu masuk stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) akibat berdesakan saat laga pramusim Piala Presiden 2022.
Panpel Persib memodifikasi cara penonton bisa menyaksikan langsung laga Maung Bandung di stadion.
Baca juga: Opini Direktur Persib soal Saran FIFA tentang Hari Pertandingan
“Bahwa sebenarnya sistem tiket sekarang dibuat dan dimodifikasi berdasarkan kejadian musibah yang kami alami pada saat Piala Presiden dan sebenarnya banyak sekali masyarakat, suporter, warganet sesungguhnya yang mendukung,” kata Direktur Persib Teddy Tjahjono.
Mekanisme yang harus dilalui calon penonton mulai dari cara membeli tiket secara online dengan verifikasi data sesuai NIK untuk memenuhi syarat vaksinasi booster Covid-19.
Mereka akan mendapatkan e-ticket yang harus ditukarkan ke tiket fisik (gelang) di hari pertandingan.
Penonton bertiket sampai harus melewati beberapa ring saat masuk stadion dengan scan barcode hingga dapat nonton nyaman di bangku stadion.
Pengadaan tiket fisik gelang itu sebagai langkah antisipasi agar keamanan bisa memfilter bobotoh bertiket dan tidak.
Baca juga: Nasib Sponsor Persib setelah Liga 1 2022-2023 Ditunda
Mekanisme tersebut saat ini masih dalam transisi, sebagian bobotoh mau menerima dan menjalaninya, kendati masih banyak orang yang merasa disulitkan dengan sistem yang ada.
Teddy membuktikan kemauan bobotoh yang mendukung sistem ticketing Persib dengan cara melihat jumlah penonton yang terus meningkat dalam setiap pertandingan.
“Hal itu dengan mudah terlihat dari tren penjualan tiket dari pertandingan pertama sampai kelima itu dalam lima pertandingan awal ada 50.000 user. Jadi ada 50.000 penonton yang berbeda,” tutur Teddy.
“Jadi di lima pertandingan ada 50 ribu orang (berbeda). Kemudian (penonton) yang sudah terdaftar terverifikasi di kami itu 400.000 lebih,” papar Teddy.
Baca juga: Kompetisi Ditunda, Persib Agendakan Laga Uji Coba
Data jumlah penonton menunjukkan peningkatan di laga kandang Persib:
Persib vs Madura United: 5.410 penonton.
Persib vs PSIS Semarang: 5.358 penonton.
Persib vs Bali United: 7.927 penonton.
Persib vs RANS Nusantara FC: 13.592 penonton.
Persib vs PS Barito Putera: 11.621 penonton.
Dari data tersebut Teddy yakin untuk laga Persib vs Persija Jakarta, tiket online akan terjual habis.
Sebanyak 26.000 tiket laga Persib vs Persija pun terjual dalam tiga gelombang.
“Makanya kami sangat yakin begitu Persib vs Persija dua hari sebelum pertandingan sudah habis. Meskipun kami bikin prioritas, kan dibuka penjualan tiga gelombang untuk filter,” ujar Teddy.
“Gelombang pertama untuk penonton yang sudah menonton di lima pertandingan. Gelombang kedua adalah untuk penonton yang terverifikasi. Gelombang kedua pun sudah habis. Artinya apa? Artinya semua orang bisa nonton,” bebernya.
Baca juga: Alasan Persib Latihan Lagi meski Jadwal Lanjutan Liga 1 2022-23 Belum Jelas
Ia mengaku dengan sistem penjualan tiket Persib ini sebagian kelompok masih kontra sehingga menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Persib.
Namun Teddy bersikukuh dan yakin sistem penjualan tiket Persib saat ini adalah formula terbaik, belajar dari peristiwa meninggalnya bobotoh.
Panpel Persib enggan mengambil risiko kejadian tersebut kembali terulang.
“Yang jadi pertanyaan, yang demo itu kenapa demo gitu yang kami pertanyakan. Ada 26 ribu orang bisa kok, beli tiket sampai H-2 sudah habis,” kata Teddy.
“Bisa lihat banyak sekali nilai plus jadi banyak yang memberikan komentar sekarang enak sistem sekarang nonton di stadion, enak jadi aman rasa nyaman. Orang mabuk-mabukan makin sedikit, banyak sekali orang memberikan pujian dengan sistem yang kami lakukan,” paparnya.
“Sampai terjadi musibah besar banget (di Kanjuruhan) seolah olah (membuka mata) kok sistem yang kami jalankan semakin banyak apresiasi. Karena pada akhirnya penonton sepak bola harus aman, nyaman dan dinikmati semua orang,” tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.