Tragedi yang dimaksud adalah Tragedi Kanjuruhan 24 April 2018 saat Arema FC menjamu Persib Bandung. Ketika itu, kejadian hampir sama dengan Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022.
Sekitar 214 orang harus mendapatkan perawatan akibat terinjak-injak dan sesak nafas karena gas airmata.
Namun, mayoritas berhasil diselamatkan walau tragisnya satu suporter meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan.
"Mungkin saudara-saudara saudara masih ingat mungkin masih ada foto Tolong jangan diulangi lagi sudah saya ingatkan," ujarnya.
Abdul Haris pun emosional saat melihat gas-gas air mata ditembakkan kembali.
Namun, kini sudah terlambat untuk berandai-andai. Ia siap menjalani proses penyidikan untuk usut tuntas tragedi bencana sepak bola nasional itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.