Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSSI Diminta Jangan Lokalisir Kesalahan di Tragedi Kanjuruhan

Kompas.com - 07/10/2022, 17:49 WIB
Rafiandra Putra Andika,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengamat sepak bola Tanah Air, Tommy Welly, mengingatkan bahwa PSSI jangan sampai melokalisir kesalahan hanya pada Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC dan federasi harus ikut bertanggung jawab pada tragedi Kanjuruhan.

Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah memutuskan bahwa Panpel Arema FC bersalah pada tragedi saat pertandingan Arema vs Persebaya tersebut.

Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo juga telah menetapkan enam tersangka dalam kejadian tersebut, termasuk Ketua Panpel Arema FC, AH, dan Dirut PT. LIB, AHL.

Namun, Tommy Welly menduga bahwa ada upaya melokalisir kesalahan hanya pada satu pihak, di kasus kali ini yaitu Komite Disiplin (Komdis) kepada panitia penyelenggara.

Baca juga: Kondisi Korban Selamat Tragedi Kanjuruhan: Trauma, Pipi Lebam, Sampai Berhutang Rp750 Ribu untuk Infus

"Kemarin waktu Komdis memutuskan hasil investigasi hanya Panpel, saya menduga jangan-jangan ini hanya ingin melokalisir yang salah, di Panpel saja," ujar sang pengamat dikutip dari sebuah acara debat di MetroTV pada Kamis (6/10/2022) malam WIB.

Walau ia menyebut pada akhirnya Kapolri juga telah menyatakan Direktur PT LIB sebagai tersangka, hal ini tak membuat PSSI seharusnya lepas tanggung jawab.

"Maksudnya, lokalisir di sini adalah jadi hanya Panpel saja yang bersalah," tambah pria yang akrab disapa Bung Towel tersebut.

Bung Towel juga mengatakan ada pasal yang membuat PSSI bisa melepas tanggung jawab, jadi federasi seakan-akan melempar seluruh tanggung jawabnya pada Panpel.

Namun menurut Bung Towel, melihat jumlah korban dan skala dari tragedi ini, seharusnya pendekatan investigasi terhadap tragedi ini tidak bisa dilakukan dengan cara biasa.

Baca juga: Tim Investigasi: PSSI Tak Punya Keseragaman SOP Penanganan Penonton

"Buat saya ini tidak boleh sekedar kasus biasa, kasus disiplin dalam sepak bola yang biasa ditangani oleh Komdis," tambah Bung Towel yang mengatakan ini kasus luar biasa (extraordinary).

"Dalam sejarah sepak bola modern, semua mata lihat Indonesia dengan jumlah korban yang begitu luar biasa, artinya pendekatan kita tidak boleh normal seperti itu," kata Bung Towel.

Secara struktur, menurut Bung Towel, PSSI yang memberi wewenang pada PT LIB sebagai operator liga seharusnya juga bertanggung jawab, jangan sampai hanya menyalahkan satu pihak saja.

"Hasil investigasi hukum sepak bolanya yang dilakukan oleh PSSI, hanya Panpel (yang diputuskan bersalah)," ujar Bung Towel.

Baca juga: Kanjuruhan Sibuk Sejak Pagi, Persiapan Peringatan 7 Hari Tragedi

"Itu yang saya bilang melokalisir yang dianggap salah, padahal kalau bicara secara struktural, semua punya peran."

"Semua punya tanggung jawab, baik secara moral maupun struktural yaitu PT. LIB dan PSSI," tambah Bung Towel.

Investigasi pihak kepolisian terhadap tragedi Kanjuruhan terus berlanjut, yang terbaru, Kapolri telah menetapkan enam tersangka baru.

Enam tersangka tersebut terdiri atas Dirut PT. LIB, Ketua Panpel Arema FC, Security Officer, dan tiga orang dari pihak kepolisian sebagai pengamanan pertandingan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com