Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tragedi Kanjuruhan Renggut Ratusan Nyawa, Indonesia Disorot Dunia

Kompas.com - 02/10/2022, 13:40 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

“Fan tim yang kalah menyerbu lapangan dan polisi membubarkan mereka dengan menembakkan gas air mata, menyebabkan kerumunan,” tulis Corriere.

Surat kabar Amerika Serikat, The New York Times, juga menyorot pemakaian gas air mata sebagai cara untuk membubarkan massa.

“Lebih dari 100 orang meninggal setelah laga sepak bola di Indonesia saat polisi berusaha memadamkan kerusuhan dengan gas air mata. Banyak yang terinjak-injak saat mencoba melarikan diri,” tulis The New York Times.

FIFA, organisator sepak bola dunia, punya aturan yang melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Aturan itu tertuang dalam regulasi FIFA terkait pengamaman dan keamanan stadion atau FIFA Stadium Safety and Security Regulations, tepatnya pasal 19 poin b.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," demikian bunyi aturan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com