Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tragedi Kanjuruhan Renggut Ratusan Nyawa, Indonesia Disorot Dunia

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan yang terjadi setelah laga pekan ke-11 Liga 1 2022-2023 antara Arema FC vs Persebaya telah merenggut ratusan nyawa. Sepak bola Indonesia pun jadi sorotan dunia.

Sabtu 1 Oktober 2022 menjadi hari kelam bagi sepak bola Indonesia seiring terjadinya tragedi Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa.

Laporan awal dari Polda Jawa Timur menyebut ada 127 nyawa yang melayang karena tragedi di Kanjuruhan.

Namun, berdasarkan keterangan terkini Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan Sekjen PSSI Yunus Nusi, jumlah korban jiwa akibat tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan bertambah menjadi 129 orang.

Tragedi Kanjuruhan terjadi menyusul kekalahan 2-3 Arema FC dari Persebaya pada pekan ke-11 Liga 1 2022-2023.

Melansir dari Kompas.id, sekitar 3.000 suporter Arema FC yang tak puas merangsek masuk ke arena lapangan Stadion Kanjuruhan setelah peluit akhir laga dibunyikan.

Bentrok fan Arema FC dengan pihak keamanan pun tak terhindarkan. Guna mengendalikan massa, pihak keamanan lantas menembakkan gas air mata.

Desak-desakan terjadi dan jatuh banyak korban jiwa.

Kejadian kelam di Stadion Kanjuruhan juga menjadi sorotan media-media olahraga dunia.

“Indonesia: Kerusuhan Usai Laga Sepak Bola Membunuh 127 Nyawa,” demikian judul berita yang diangkat media asal Perancis, RMC.

“Lapangan sepak bola yang menjadi neraka…setidaknya 127 meninggal dalam kerusuhan di Indonesia,” tulis media asal Korea Selatan, Chosun.

Media asal Inggris, Sky, juga turut menyorot kejadian kelam di Stadion Kanjuruhan.

“Dalam kejadian yang tampaknya menjadi salah satu bencana stadion terburuk, lebih dari 300 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi banyak yang meninggal saat perjalanan atau saat menerima perawatan,” demikian bunyi laporan Sky.

Kejadian memilukan di Stadion Kanjuruhan turut menyita perhatian media Italia, Corriere.

“Fan tim yang kalah menyerbu lapangan dan polisi membubarkan mereka dengan menembakkan gas air mata, menyebabkan kerumunan,” tulis Corriere.

“Lebih dari 100 orang meninggal setelah laga sepak bola di Indonesia saat polisi berusaha memadamkan kerusuhan dengan gas air mata. Banyak yang terinjak-injak saat mencoba melarikan diri,” tulis The New York Times.

FIFA, organisator sepak bola dunia, punya aturan yang melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.

"No firearms or 'crowd control gas' shall be carried or used (senjata api atau 'gas pengendali massa' tidak boleh dibawa atau digunakan)," demikian bunyi aturan tersebut.

https://bola.kompas.com/read/2022/10/02/13403128/tragedi-kanjuruhan-renggut-ratusan-nyawa-indonesia-disorot-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke