KOMPAS.com - Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, menegaskan potensi kepergian tiga klub pembangkang anggota European Super League tak membuat UEFA khawatir.
Real Madrid, Barcelona, dan Juventus masih terlibat dalam proyek kompetisi nonresmi UEFA, European Super League.
European Super League sendiri dibentuk dengan dalih demi menyelamatkan klub-klub tersebut dari krisis finansial.
Dipimpin oleh Presiden Real Madrid, Florentino Perez, ESL masih "hidup" meski sembilan klub pendiri lainnya telah mundur dari proyek itu pada April 2021 lalu.
Baca juga: UEFA Sebut Negara Eropa Bisa Boikot Piala Dunia jika Digelar 2 Tahun Sekali
Florentino Perez juga bersikeras klub-klub pendiri memiliki kontrak yang mengikat dan tidak dapat keluar dari proyek tersebut.
Terlepas dari itu, sembilan klub yang mundur dari Super League telah menyerahkan "Deklarasi Komitmen Klub" ke UEFA yang menetapkan komitmen di kompetisi resmi UEFA dan Liga Domestik.
UEFA awalnya memberikan hukuman ringan terhadap sembilan klub yang telah mundur berupa denda senilai 15 juta euro (sekitar Rp 260 miliar).
Sementara itu, badan tertinggi sepak bola Eropa ini telah membuka proses hukum untuk Real Madrid, Barcelona, dan Juventus.
Mereka terancam hukuman berat di antaranya adalah absen di Liga Champions selama dua musim.
Baca juga: UEFA Buka Proses Hukum untuk 3 Klub Pembangkang European Super League
Namun, tiga klub tersebut tak tinggal terima dan membawa kasus ini ke pengadalian.
Real Madrid, Barcelona, dan Juventus akhirnya terhindar dari ancaman tersebut setelah Pengadilan Madrid memutuskan bahwa UEFA tak berhak memberikan hukuman pada Juli lalu.
Putusan pengadlian juga membuat UEFA harus menghapus hukuman yang telah diberikan kepada sembilan klub pendiri ESL sebelumnya.
Alhasil, keputusan ini membuat Real Madrid, Barcelona, dan Juventus tetap bisa di Liga Champions, seraya terus mempersiapkan Super League.
Baca juga: Berkat Aksi Heroik kepada Eriksen, Simon Kjaer Dapat Penghargaan dari UEFA
Jika proyek tersebut sempurna, tiga raksasa Eropa itu pun berpotensi tak akan tampil lagi di Liga Champions.
Meski demikian, Aleksander Ceferin tak khawatir soal itu. Di sisi lain, dia merasa heran mengapa mereka tetap main di UCL ketika tengah mempersiapkan ESL.