Juara bersama Italia di Euro 2020 bakal menjadi obat terbaik untuk penyesalan Mancini-Vialli bareng Sampdoria pada 1992.
Baca juga: Italia Vs Inggris, Mancini: Lolos ke Final Euro 2020 Saja Tidak Cukup
Kegetiran bukan hanya menjadi milik Mancini-Vialli. Misi penebusan seperti menjadi tujuan kolektif mengingat staf Mancini, Giulio Nuciari dan Attilio Lombardo juga termasuk dalam tim Sampdoria yang kalah di final Piala Champions 1992.
Aroma Blucerchiati, julukan Sampdoria, akan kian kental jika turut menyebut nama Alberico Evani dan Fausto Salsano yang juga masuk staf kepelatihan Mancini.
Mancini menegaskan bahwa juara adalah satu-satunya pilihan untuk Italia agar bisa dibilang melalui turnamen dengan sukses.
“Saya bangga dengan apa yang telah diperbuat tim sampai sekarang, mengingat ini tidak mudah. Namun, mereka yakin sejak hari pertama.”
“Mencapai final adalah prestasi bagus, tapi itu tidak cukup,” kata Mancini jelang duel final Euro 2020 melawan Inggris.
Mancini selalu ingin melihat anak asuhnya tak melalui pengalaman pahit seperti dirinya semasa masih menjadi pemain.
Baca juga: Rekor Rotasi Mancini di Euro 2020: Hanya 1 Pilar Italia Belum Merumput
Selama Euro 2020, Mancini telah memberikan kesempatan tampil kepada 25 dari 26 nama pemain yang dibawanya.
Satu-satunya penghuni skuad Italia yang belum berkesempatan merumput adalah kiper pelapis asal Napoli, Alex Meret.
Keputusan itu berangkat dari pengalaman pahit Mancini pada Piala Dunia 1990.
Waktu itu, Mancini tergabung dalam skuad Italia arahan Azeglio Vicini yang sukses mengkhiri turnamen sebagai peringkat ketiga. Tapi, sepanjang Piala Dunia 1990, Mancini tak semenit pun diberi kans merumput.
Memori buruk itu sudah ditebus Mancini di Euro 2020 lewat keputusannya memberikan jam terbang buat 25 pemain pilihannya.
Baca juga: Kata Roberto Mancini Setelah Bawa Italia ke Final Euro 2020
Pengalaman kelam di Wembley pada 1992 telah mendatangkan banyak pelajaran buat Mancini.
Sekali lagi, pria yang akrab disapa Mancio itu berupaya menjaga agar anak asuhnya kini tak perlu melalui jalan pahit Wembley seperti dirinya.
“Anda tak bisa bermain sepak bola saat merasa tegang atau kesal. Anda perlu tekanan yang tepat dan mencoba membuat diri sendiri nyaman. Itu adalah satu-satunya cara memenangi laga final,” tutur Mancini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.