Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

11 Ahli Sepakat, Diego Maradona Korban Kelalaian Medis

Kompas.com - 01/05/2021, 17:30 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dewan Medis yang beranggotakan 11 ahli lintas disiplin ilmu sepakat menyatakan bahwa Diego Maradona adalah korban dari kelalaian medis dan bisa dihindari.

Hal itu tercermin dari dokumen penyelidikan setebal 70 halaman yang dirlis Dewan Medis bentukan Kejaksaan San Isidro , Buenos Aires, pada Jumat (30/4/2021) waktu setempat.

Salah satu kalimat yang terdapat dalam dokumen tersebut adalah "Tindakan tim kesehatan yang merawat Maradona kurang memadai dan sembrono,".

Setidaknya terdapat tiga poin dalam dokumen tersebut yang mengindikasikan bahwa Diego Marodona telah menjadi korban kelalaian medis.

Baca juga: Soal Kematian Maradona, Sang Dokter Bisa Didakwa Lakukan Pembunuhan

Dikutip dari situs Tyc Sports, beberapa poin yang dipermasalahkan Dewan Medis adalah kinerja psikiater pendamping, obat terapi dan jantung, hingga minimnya tindakan pada masa-masa kritis Diego Maradona.

Beberapa dari poin tersebut dikaitkan dengan kecanduan Diego Maradona terhadap alkohol dan zat terlarang lainnya.

Dalam laporan Dewan Medis tersebut, Diego Maradona juga disebut menghadapi masa-masa kritis setidaknya 12 jam sebelum meninggal dunia.

Namun, tanda-tanda itu diabaikan oleh petugas medis sehingga memperburuk kondisi Maradona.

"Maradona menunjukkan tanda-tanda jelas dari periode nyeri berkepanjangan. Jadi, kami menyimpulkan bahwa pasian tidak diawasi dengan benar 12 jam sebelum meninggal dunia," bunyi kalimat dalam laporan Dewan Medis.

Hasil penyelidikan Dewan Medis ini memberatkan tuduhan yang ditujukan kepada dr Leopoldo Luque, psikiater Agustina Cosachov, dan psikolog Carlos Daniel Diaz.

Ketiga sosok tersebut dan juga empat perawat lainnya saat ini sedang diperiksa terkait kasus kematian Diego Maradona.

Baca juga: Diego Maradona Jr, Anak yang Sempat Tak Diakui Akhinya Menjadi Warga Argentina

Ketujuh orang itu menghadapi tuduhan lalai dalam menjalankan tugasnya ketika merawat Diego Maradona.

Leopoldo Luque menjadi sosok yang paling disorot karena dirinya merupakan dokter pribadi Diego Maradona.

Dalam laporan Infobae, Luque bahkan dikabarkan sempat pergi ke luar negeri pada bulan kematian Maradona.

Laporan itu tentu mengejutkan karena Diego Maradona sudah dirawat di rumah sakit sejak 2 November 2020 hingga akhirnya meninggal dunia pada 25 November 2020.

Dikutip dari situs Tyc Sports, laporan tersebut nantinya akan disampakan ke tiga penyidik, yakni Laura Capra, Cosme Iribarren dan Patricio Ferrari.

Awal Mula Kematian Diego Maradona Diselidiki:

Penyebab kematian Diego Maradona sampai saat ini masih terus diselidiki.

Diego Maradona meninggal dunia di rumahnya pada 25 November 2020 dengan dugaan awal disebabkan oleh gagal jantung.

Empat hari berselang, dugaan itu dipertanyakan setelah rumah sekaligus klink dokter pribadi Diego Maradona, dr Leopoldo Luque, digeledah oleh Kepolisian Buenos Aires.

Dari operasi tersebut, petugas kepolisian menyita komputer dan ponsel pribadi Leopoldo Luque serta catatan medis Diego Maradona.

Leopoldo Luque diperiksa karena menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap operasi pengangkatan darah beku di otak hingga rawat jalan yang dijalani Maradona sebelum meninggal dunia.

Dugaan yang muncul saat ini adalah Leopoldo Luque telah lalai saat mengizinkan Maradona pulang ke rumah untuk menjalani rawat jalan.

Baca juga: Mantan Dokter Diego Maradona Sebut Kematian Sang Legenda Bisa Dihindarkan

Sebab, terdapat temuan yang menyatakan prosedur perawatan Maradona di kediaman pribadinya tidak sesuai standar.

Beberapa kejanggalan dari prosedur perawatan Maradona di kediaman pribadinya adalah tidak ada perawat, dokter, hingga ambulans dengan kelengkapan defibrillator (stimulator detak jantung), yang siap siaga selama 24 jam.

Kesiapan ambulans itu sebelumnya sudah dipertanyakan oleh pengacara Diego Maradona, Matias Morla.

Adapun dua putri Maradona, yakni Dalma dan Giannina, juga sempat mengeluhkan prosedur rawat jalan ayahnya ke hadapan publik.

Selain rekomendasi Leopoldo Luque dan kejanggalan prosedur rawat jalan, terdapat satu hal lain yang membuat kematian Maradona saat ini diselidiki.

Satu hal itu adalah keterangan dari suster yang bertugas pada hari kematian Maradona, Dahiana Gisela.

Dikutip dari situs Marca, Dahiana Gisela dikabarkan memalsukan laporan harian perawatan Diego Maradona.

Baca juga: VIDEO - Kondisi Maradona Sebelum Tutup Usia, Ada Benjolan di Kepala

Dahiana Gisela pada awalnya menulis dalam laporan kerja harian bahwa dirinya masuk ke kamar tidur Maradona karena mendengar suara saat pagi hari.

Namun, keterangan itu kemudian diralat Gisela ketika diperiksa kepolisian dengan menyatakan tidak masuk ke kamar tidur untuk membiarkan Maradona tidur beristirahat.

Dalm laporan Marca, Gisela mengakui telah memalsukan laporan tersebut karena dipaksa oleh tempat dirinya bekerja, Medidom, seuah perusahaan layanan kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Ernando Bersinar di Timnas U23 Indonesia, Kekaguman dari Pelatih Persebaya

Timnas Indonesia
Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Siaran Langsung dan Live Streaming Thomas & Uber Cup 2024, Aksi Indonesia Dimulai

Badminton
Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang 'Gila Kontrol'

Liverpool Dapatkan Pengganti Klopp, Arne Slot Sang "Gila Kontrol"

Liga Inggris
KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

KFA Minta Maaf Usai Korsel Kalah dari Indonesia dan Gagal ke Olimpiade

Internasional
Timnas Indonesia 'Dikepung' Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia "Dikepung" Juara Piala Asia U23, STY Minta Garuda Percaya

Timnas Indonesia
Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas U23 Indonesia Jadi Kabar Gembira, Energi untuk Semua Atlet

Timnas Indonesia
Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Leicester Promosi ke Premier League, Kans Tutup Musim dengan 100 Poin

Liga Inggris
Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Trofi Liga Champions ke Indonesia, Morientes dan Vidic Turut Serta

Sports
Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas U23 Indonesia dan Olimpiade 2024, Mimpi dari Selembar Karton Putih

Timnas Indonesia
Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Jadwal Thomas dan Uber Cup 2024: Tim Putra Indonesia Vs Inggris, Putri Lawan Hong Kong

Badminton
Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia Sudah Layak Bersaing di Level Asia

Timnas Indonesia
Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Daftar 4 Tim Lolos Semifinal Piala Asia U23 2024, Uzbekistan Lawan Indonesia

Internasional
Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Jadwal Indonesia Vs Uzbekistan pada Semifinal Piala Asia U23 2024

Timnas Indonesia
Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Turnamen Basket Mandiri 3x3 Indonesia, Antusiasme Peserta di Medan

Sports
Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Hasil Real Sociedad Vs Madrid 0-1, Sinar Arda Gueler Bawa Los Blancos Menang

Liga Spanyol
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com