Sementara, Man City saat ini juga tidak bisa dianggap remeh. Meski beberapa pemainnya absen karena COVID-19, The Citizens masih tetap perkasa berat kedalaman skuatnya. Laga melawan Chelsea adalah bukti Pep Guardiola sama sekali tak terpengaruh walau kehilangan 6 pemain utama.
Rossi Finza Noor, Box2Box Podcast dan The Flanker ID
Man United vs Man City 2-1
Derbi Manchester semenjak Ole Gunnar Solskjaer memegang kendali Manchester United selalu menarik dari segi taktik. Kebiasaan Solskjaer yang cenderung reaktif dan menyesuaikan taktik timnya dengan tim yang bakal dia hadapi terbukti sudah membuat United berulang kali menundukkan lawan yang setara atau lebih kuat.
Di antara lawan-lawan itu, tidak terkecuali Man City. Semenjak Solskjaer datang ke United pada 19 Desember 2018, City baru dua kali menang atas United pada enam pertemuan Derbi Manchester di berbagai ajang.
Sementara itu, United menang tiga kali —dua di antaranya pada dua pertemuan di Premier League musim kemarin.
Yang menarik, jika Solskjaer unggul dari segi taktik pada satu pertemuan, Pep Guardiola biasanya akan membalas pada pertemuan berikutnya (simak ketika United menang 2-1 di Premier League musim kemarin, lalu City membalas dengan menang 3-1 di Piala Liga sebulan berselang).
Oleh karena itu, pertemuan kali ini ditentukan oleh siapa yang lebih jeli, Solskjaer atau Guardiola. Solskjaer pernah melakukan overload di sisi kiri pertahanan timnya cuma demi menahan gempuran pemain-pemain City dari sisi itu, tetapi Guardiola pun menunjukkan bahwa belakangan dia cukup adaptif pada laga-laga besar.
Belakangan, dia sering “bermain aman” dengan memasang dua gelandang bertahan pada pertandingan-pertandingan penting.
Skor: 2-1 untuk United.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan