"Pada titik apa, dua tahun setelah Solskjaer datang sebagai opsi interim, bisa kita simpulkan kalau kita tidak tertarik dengan dirinya?" tulis Daniel Storey di Football365.
Betul bahwa Solskjaer dianggap layak mendapatkan kontrak permanennya.
Bagaimana tidak, ia mencatatkan 14 kemenangan dari hanya 17 laga sebagai pelatih interim termasuk kemenangan tandang 3-1 atas PSG.
Namun, tren meroket itu turun ke level medioker semenjak ia dikasih kontrak permanen.
Solskjaer hanya memenangi 22 dari 52 laga sejak ia ditunjuk sebagai pelatih penuh waktu Setan Merah.
Sangat diragukan bahwa persentase kemenangan seperti ini yang dicari Manchester United saat memodali manajer mereka dengan rataan fee per pemain mencapai 32,5 juta pound di bursa transfer.
Hal ini akan membawa kita ke rekrutmen pemain, di mana banyak pihak akan setuju Man United menumpuk terlalu banyak pemain di satu posisi (tengah lapangan) tanpa memerhatikan kebutuhan di sektor lain.
Hal ini tentu bukan salah Solskjaer sepenuhnya, melainkan keseluruhan tatanan klub dan struktur rekrutmen mereka.
Kelemahan di lini belakang menjadi sorotan apalagi setelah kubu Setan Merah tampak tak terlalu menaruh perhatian khusus di sektor tersebut sepanjang musim panas.
Baca juga: Man United Tumbang di Istanbul, Gini Doang Nih Grup Neraka Trending
Man United terlihat lebih gatal mendatangkan Jadon Sancho dan pendekatan mereka ke Sergio Reguillon dari Real Madrid pun diakui "tak sejauh itu."
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.