BANDUNG, KOMPAS.com - Kelompok suporter Persib Bandung, Viking Persib Club (VPC), berkomitmen untuk menegakkan aturan larangan kehadiran suporter di stadion dalam pertandingan lanjutan Liga 1 2020.
Ketua Umum VPC, Heru Joko, sudah mengimbau para anggotanya untuk tidak memaksakan datang ke stadion saat Persib berlaga.
Dikatakan Heru, pihaknya juga berkoordinasi dengan kelompok suporter Persib lainnya untuk menggalakkan sosialisasi terkait hal tersebut.
Pasalnya, imbas pelanggaran tersebut akan dirasakan langsung oleh klub bila sampai ada suporter yang membandel datang ke stadion pada kompetisi nanti.
Baca juga: Persib Gelontorkan 31 Gol dalam 2 Laga Uji Coba Melawan Tim Liga 3
Bersama perwakilan 18 klub Liga 1 2020, PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB), sudah bersepakat dalam menentukan sanksi kepada klub bila ada suporternya yang membandel.
Klub tersebut akan langsung dinyatakan kalah.
"Yang pasti kami tidak ingin Persib terancam. Persib ingin aman main karena jelas aturannya, kami sedang kampanye dan bikin satgasnya, dengan keterlibatan PT PBB juga," kata Heru di Balai Kota Bandung, Rabu (23/9/2020).
"Kami diajak pihak Kepolisian, yang pasti kita akan ikut mengamankan. Penting buat kita karena kalau ada penonton kita dipastikan kalah," sambung dia.
Heru melanjutkan, pihaknya akan memberlakukan sanksi tegas bila ada anggotanya yang melanggar aturan tersebut.
Menurut Heru, besar kemungkinan keanggotaan mereka di VPC akan dicabut bila kedapatan melanggar aturan.
"Kalau Viking jelas ya ada aturannya, kalau memaksakan diri jelas aturannya. Bisa saja ya mencabut keanggotaan. Kami juga sudah bekerjasama dengan Panpel dan Polisi juga," ucap Heru.
Baca juga: Kritik Persib Terkait Kebijakan Bursa Transfer Liga 1 2020
"Intinya, kami sudah antisipasi, kami sudah koordinasi dengan distrik Viking lainnya. Kami berharap kompetisi berlangsung aman dan tertib," imbuh dia.
Adapun Walikota Bandung, Oded M Danial, mengimbau bobotoh untuk tidak menggelar kegiatan nonton bareng.
Sebab, kegiatan tersebut berpotensi menimbulkan kerumunan massa dalam jumlah besar.
Hal tersebut tentu bisa berpotensi menyebabkan penularan wabah virus corona.
"Kalau dilarang hadir di lapangan, menurut saya sih lebih baik nonton di rumah masing-masing. Kami tidak masalah kalau di tiap RT dan RW ada nobar asal protokol kesehatannya tetap dijaga," tegas Oded.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.