"Kita sudah komunikasi dengan semua tim peserta, dan beberapa dari mereka juga ada yang keberatan dengan protokol itu (menggelar rapid test berkala)," kata Mochamad Iriawan.
"Kami dan PT LIB akan berdiskusi terlebih dahulu. Seharusnya memang, PSSI menanggung biaya rapid test dari semua tim," tutur Mochamad Iriawan.
"Insya Allah, PSSI akan menanggung biaya tes PCR dan atau rapid test dari semua tim. Setelah ini PT LIB akan berkomunikasi dengan tim Liga 1 dan Liga 2. Mungkin dari pembicaraan itu akan diketahui biayanya," ucap Mochamad Iriawan.
Menggelar rapid test secara berkala ini sebenarnya mengundang polemik.
Pasalnya, akurasi rapid test untuk mendeteksi virus corona masih di bawah swab test.
Tidak hanya itu, masa berlaku hasil rapid test juga hanya dua sampai tiga hari.
Baca juga: Liga 1 2020 Dilanjutkan, Persib Siap Main di Mana Saja
Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Indonesia, Doni Monardo, sebelumnya menyarankan PSSI agar memilih swab test daripada rapid test dalam menentukan protokol kesehatan kelanjutan Liga 1.
Jika menggunakan swab test, tentu biaya yang harus dikeluarkan setiap tim akan jauh lebih mahal.
Biaya untuk melakukan swab test di Indonesia saat ini berkisar Rp 1,5-2 juta untuk satu orang.
Biaya itu tentu lebih berat apalagi pemasukan klub juga akan berkurang karena Liga 1 kemungkinan akan dilanjutkan tanpa penonton.
Terkait hal itu, Syarif Alwi sebelumnya mengakui PSSI lebih memilih rapid test karena biaya yang dikeluarkan jauh lebih murah.
Terdekat, PSSI dan PT LIB akan terlebih dahulu berdiskusi untuk menentukan jadwal, format, dan regulasi kelanjutan Liga 1 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.