Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Robert Alberts, Melakoni Peran Pelatih-Pemain di Swedia

Kompas.com - 18/06/2020, 18:00 WIB
Kontributor Bola, Septian Nugraha,
Eris Eka Jaya

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com - Di dunia sepak bola, adalah lumrah bagi seorang pesepak bola beralih profesi menjadi pelatih ketika sudah gantung sepatu alias pensiun.

Umumnya, sebelum mengemban jabatan sebagai pelatih kepala di sebuah klub, para pensiunan pesepak bola itu terlebih dulu menjajal karier sebagai pelatih di tim lintas usia atau asisten pelatih di tim senior.

Tujuannya adalah untuk belajar dari yang lebih berpengalaman, dan tentu saja menimba pengalaman melatih sebelum naik level menjadi seorang pelatih kepala atau manajer tim. Sebab, menjadi seorang pelatih itu bukan pekerjaan gampang.

Tidak hanya dibutuhkan kemampuan dalam meracik taktik dan strategi yang jitu untuk memenangi pertandingan. Lebih dari itu, para pelatih pun harus pandai dalam mengelola ego dari masing-masing pemain.

 

Artinya, selain dituntut bisa membawa sebuah tim mencapai prestasi tertinggi, seorang pelatih pun diwajibkan bisa menjaga kekondusifan ruang ganti.

Baca juga: Kayuhan Sepeda yang Antar Pelatih Persib Tembus Skuad Senior AFC Ajax

Akan tetapi, tidak sedikit juga karier kepelatihan dari mantan pesepak bola sudah dimulai sejak dia masih berstatus sebagai pemain aktif. Pengalaman tersebut juga yang didapatkan Robert Rene Alberts. Pelatih Persib Bandung itu sudah mulai menjajaki karier sebagai pelatih sejak dirinya masih aktif bermain.

Kisah tersebut dimulai ketika Robert melanjutkan karier sebagai pemain di Swedia. Robert hijrah ke Swedia pada 1977, setelah dua musim merumput di Amerika Serikat. Di Swedia, Robert awalnya bergabung bersama tim semi-profesional, Raa IF.

Sayangnya, nasib malang menimpa Robert. Dia mengalami cedera punggung yang mengharuskannya menjalani operasi. Akan tetapi, sosok berkebangsaan Belanda itu menolak tawaran dokter yang merawatnya untuk operasi. Menurut pemikiran Robert, operasi tidak menjamin dirinya bisa kembali bermain.

Meski begitu, Robert tetap berupaya menyembuhkan cederanya itu. Caranya, dengan melakukan program latihan ketat untuk kembali menguatkan otot di bagian punggungnya. Program tersebut terbukti berhasil. Dia akhirnya keluar dari masalah cedera dan kembali bermain.

Baca juga: Saat Persib Turut Bantu PSV Eindhoven Juara Liga Champions 1988...

"Ketika saya kembali bermain, saya bermain untuk tim yang bermain di strata kompetisi bawah. Klub tersebut adalah Hittarps IK," kata Robert, saat dihubungi wartawan, belum lama ini.

"Bersama klub itu, saya mulai membangun karier lagi di Swedia, kami menjadi tim yang fantastis karena menjadi sebuah unit yang kompak, kami seperti keluarga besar," kata dia.

Ketika sedang menikmati perannya sebagai pemain andalan di Hittarps IK, manajemen memutuskan untuk memecat pelatihnya saat itu. Alih-alih mencari pelatih pengganti yang lebih berpengalaman, manajemen justru menunjuk Robert yang kala itu masih menginjak usia 30 tahun.

Robert menyanggupi permintaan manajemen Hittarps IK. Meski awalnya merasa canggung karena harus melakoni tugas ganda di dalam tim, sebagai pemain dan pelatih.

Selain itu, dia juga harus mulai terbiasa menjalani peran sebagai teman sekaligus pelatih yang harus dihormati oleh rekan satu timnya.

Beruntungnya, Robert saat itu dia mendapatkan dukungan dari rekan setimnya. Hal tersebut yang membuatnya nyaman dan bisa menikmati peran ganda sebagai pemain dan pelatih di dalam tim.

Baca juga: Pernah Ditolak Persija dan Persib, Irfan Bachdim Ternyata Masih...

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Lewat Rubber Game, Jojo Bawa Indonesia Unggul 2-1 atas Korsel

Badminton
'Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang'

"Jika Tak Mampu Dukung Saat Kalah, Jangan Sorak Saat Timnas Menang"

Timnas Indonesia
Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup 'Neraka' Menanti

Timnas Indonesia Buru Tiket Terakhir ke Olimpiade, Grup "Neraka" Menanti

Timnas Indonesia
Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Hasil Piala Thomas 2024: Fikri/Bagas Tumbang, Indonesia Vs Korsel 1-1

Badminton
Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Eksklusif UFC 301: Jean Silva Percaya Diri, Tekad Jatuhkan William Gomis

Sports
Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Hasil Thomas Cup 2024: Ginting Berjuang 75 Menit, Indonesia 1-0 Korsel

Badminton
Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Guinea Vs Indonesia: Pelatih Guinea Nilai Tembus Olimpiade adalah Kebanggaan

Timnas Indonesia
Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Pemain Bayer Leverkusen Fokus Ukir Sejarah, Alonso Ingatkan untuk Waspada

Internasional
Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Jadwal Semifinal Uber Cup 2024: Indonesia Vs Korsel, China Vs Jepang

Badminton
Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

Uber Cup 2024: Apresiasi untuk Indonesia, Bersiap Lawan Korsel di Semifinal

Badminton
Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

Semifinal Piala Uber 2024: Ester Akhiri Penantian 14 Tahun

Badminton
Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

Live Streaming Jepang Vs Uzbekistan di Final Piala Asia U23 2024

Internasional
Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

Gratis! Nonton Final Euro 2024 Langsung di Olympiastadion Berlin, Cek Caranya

BrandzView
Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Jadwal Playoff Indonesia Vs Guinea Menuju Olimpiade, Mulai Pukul 19.00 WIB

Timnas Indonesia
Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Timnas U20 Bakal Ikut Turnamen di Perancis

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com