MALANG, KOMPAS.com - Manajemen Arema FC memberikan tanggapan perihal isu dua pemain mereka yang diduga reaktif saat melakukan rapid test.
Menurut informasi yang beredar, ada dua pemain dan salah seorang pelatih Arema FC yang melakukan rapid test.
Ketiga orang tersebut diketahui melakukan rapid test atas inisiatif sendiri.
Baca juga: Bila Liga 1 Dilanjutkan, Persib Akan Disiplin Patuhi Protokol Kesehatan
Rencananya, hasil rapid test tersebut akan digunakan untuk melengkapi dokumen saat berpergian.
Hasilnya, dua pemain Arema dinyatakan reaktif, sedangkan untuk hasil rapid test sang pelatih menunjukkan hasil non-reaktif.
Menanggapi kabar tersebut, Media Officer Arema FC, Sudarmadji, mengatakan bahwa rapid test dilakukan untuk mengukur imun masyarakat terhadap penyakit.
Namun, di tengah situasi pandemi seperti saat ini, rapid test menjadi kebutuhan masyarakat untuk melihat dan mengecek kondisi kesehatan tubuh mereka.
Menurut Sudarmadji, wajar apabila ada pemain atau tim pelatih yang melakukan rapid test secara mandiri.
“Rapid test itu kan untuk mengukur tingkat imun seseorang, sekarang rapid test sudah menjadi kebutuhan masyarakat yang ingin mendapatkan informasi terkait daya imun atau kesehatan setiap orang," kata Sudarmadji.
"Rapid test untuk mengetahui potensi seseorang terhadap penyakit,” kata dia melanjutkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.