Harry Kane: Liga Inggris Harus Selesai Akhir Juni

KOMPAS.com - Penyerang Tottenham Hotspur, Harry Kane, menilai batas maksimal menyelesaikan Liga Inggris musim ini adalah sampai akhir Juni.

Kane merasa akhir Juni adalah batas maksimal agar masalah saat ini tidak memengaruhi kompetisi musim depan.

Namun jika tidak bisa selesai pada akhir Juni, Kane dengan tegas menolak wacana memperpanjang kompetisi sampai Agustus.

"Bagi saya, kita harus berusaha menyelesaikan kompetisi musim ini. Tetapi kita juga harus menentukan batas maksimal yakni sampai akhir Juni," kata Kane dikutip dari situs Sky Sports.

"Melanjutkan kompetisi sampai Juli atau Agustus tidak ada manfaatnya. Kita harus mencari opsi lain dan mulai menatap musim depan jika pada akhirnya kompetisi tidak bisa selesai akhir Juni," ujar Kane menambahkan.

Baca juga: 5 Poin demi Selamatkan Liga Inggris akibat Virus Corona

Saran Harry Kane ini sejalan dengan imbauan UEFA setelah menunda Euro 2020 selama satu tahun.

UEFA memutuskan menunda Euro 2020 untuk memberi kelonggaran setiap negara menyelesaikan kompetisi domestik paling lambat sampai 30 Juni.

Namun melihat perkembangan terkini, Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, membuka opsi membatalkan kompetisi musim ini.

Ceferin membuka opsi tersebut jika kompetisi yang kini ditunda tidak bisa dilanjutkan sampai akhir Juni.

Menanggapi hal ini, Kane menilai memaksakan menyelesaikan kompetisi musim ini justru akan memperpanjang masalah.

"Melanjutkan kompetisi musim ini lebih dari akhir Juni akan berdampak langsung ke Euro 2021 dan Piala Dunia 2022," kata Kane.

"Saya tahu Premier League akan berusaha sekuat tenaga untuk menyelesaikan musim ini dan melihat setiap opsi yang mungkin diambil," ujar Kane menambahkan.

Baca juga: Liga Inggris Mungkin Bisa Dilanjutkan asal Tanpa Penonton

Untuk Liga Inggris, kompetisi sudah ditunda sejak minggu kedua bulan Maret dan rencananya akan kembali bergulir awal Mei mendatang.

Liga Inggris menyisakan sembilan pekan lagi atau 92 laga untuk menyelesaikan kompetisi musim ini.

Jika pada akhirnya kompetisi musim ini terpaksa dibatalkan, Liga Inggris terancam menderita kerugian finansial maksimal 1.250 euro atau setara Rp 21,2 triliun.

Angka itu merupakan hasil studi yang dilakukan KPMG Football Benchmark dengan menjumlahkan kerugian dari pertandingan yang dibatalkan, hak siar, dan sponsor.