Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Alsadad Rudi
REPORTER

Memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap dunia olahraga dan transportasi perkotaan.

Benarkah dari 250 Juta Penduduk Indonesia, Tak Ada 11 Orang yang Bisa Bermain Bola?

Kompas.com - 10/03/2020, 06:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Kalau ada 150 pemain di provinsi itu, kalikan saja dengan 34 provinsi. Masa nyari 40-50 pemain bagus saja tidak dapat. Tiap provinsi ada minimal dua saja sudah bagus," ujar mantan kapten timnas Indonesia ini.

Pengalaman yang dialami Fakhri juga sempat dialami Indra Sjafri.

Pada 2013 silam, Indra sempat menceritakan kesulitannya dalam menemukan pemain berbakat karena minimnya kompetisi usia dini.

Akhirnya, Indra memilih "blusukan" berkeliling Indonesia.

Ia akhirnya menemukan Zulfiandi dari Bireuen Aceh; Evan Dimas dari Surabaya; Ilham Udin Armayn dari Ternate, Maluku Utara; Maldini Pali dari Sulawesi Barat; hingga Yabes Roni Malaifani dari Alor, NTT.

Dengan blusukan, Indra sadar bisa menemukan anak-anak daerah yang lahir dengan bakat alami. Selain itu, Indra meyakini, meraih keberhasilan harus ditempuh dengan metode pemilihan yang jujur, perencanaan terstruktur, kerja sama, dan kerja keras.

"Jika langkah ini diikuti oleh seluruh pihak yang menggeluti sepak bola di Indonesia, akan banyak potensi tergali dari anak bangsa," tutur Indra.

Baca juga: Kejutan di Final Piala Soeratin U-15

Kini, kompetisi usia dini mulai marak.

Elite Pro Academy yang diperuntukkan bagi para pemain U16 dan U18 mulai rutin digelar dalam beberapa tahun terakhir.

Piala Soeratin yang sempat vakum juga mulai diaktifkan lagi. PSSI bahkan sudah membaginya menjadi dua kategori, yakni U15 dan U17.

Piala Soeratin U15 2019 baru saja berakhir belum lama ini.

Dari turnamen tersebut, ada tiga pemain yang dipanggil masuk mengikuti pelatihan timnas U15 Indonesia asuhan Bima Sakti.

Ketiganya adalah Aditya Ramadhan dari klub PSSA Asahan, Sumatera Utara; serta Yanari Ipung Kurniawan dan Krisna Sulistia Budianto dari Gabsis Sambas, Kalimantan Barat.

Aditya adalah pemain yang berposisi sebagai kiper, sedangkan Yanari merupakan pemain terbaik turnamen, dan Krisna jadi top skor-nya.

Khusus Krisna, jebolan SSB Djarum Kudus itu bahkan tak hanya dipanggil ke pemusatan latihan timnas U-15, tetapi juga diterbangkan ke Inggris untuk mengikuti sisa waktu program Garuda Select yang akan berakhir April mendatang.

Kita tentu berharap ke depannya ada semakin banyak talenta berbakat seperti Rafli, Aditya, Yanari, dan Krisna yang muncul ke permukaan.

Baca juga: Top Skor Piala Soeratin U-15 Masuk Radar Pemantau Bakat Garuda Select

Di pundak merekalah kita berharap masa depan sepak bola nasional yang lebih cerah.

Talenta-talenta berbakat ini baru bisa ditemukan jika dicari ke berbagai pelosok negeri.

Tentu jadi kebanggaan tersendiri melihat timnas Indonesia yang berisikan komposisi para pemain yang berasal dari berbagai daerah, dari Sabang sampai Merauke.

Itu lebih baik daripada melihat timnas yang berisikan pemain-pemain asing hasil naturalisasi yang sudah tidak lagi berada dalam usia emas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com