JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pemuda dan Olahraga yang baru, Zainudin Amali mendapat tugas khusus dari Presiden Joko Widodo dalam upaya membenahi prestasi olahraga Indonesia.
Salah satu cabang olahraga yang mendapat perhatian adalah sepak bola.
Beberapa jam pasca-pengumuman susunan Kabinet Indonesia Maju, Amali mendatangi Kantor Kemenpora, Jakarta, untuk pertama kalinya, Rabu (23/10/2019) siang.
Pada kesempatan tersebut, Amali sempat menjelaskan lebih rinci seputar permintaan Jokowi.
Menurut Amali, Jokowi memintanya mencari penyebab timnas Indonesia masih bisa berprestasi di level junior, tapi melempem saat sudah berada di level senior.
"Beliau memberikan penekanan khusus kepada saya untuk bagaimana menata kembali (timnas Indonesia), kok usia dini bagus begitu senior tidak berprestasi. Apanya yang salah," ujar Amalai.
Untuk bisa melaksanakan tugas yang diperintahkan Jokowi, Amali menyatakan akan bertemu dengan para pemangku kepentingan sepak bola di Indonesia.
Baca juga: Timnas Indonesia Kalah Lagi, Salah Siapa?
Pasalnya, mereka-lah yang dinilai lebih tahu mengenai kondisi di lapangan.
"Posisi pemerintah tidak akan ikut campur terlalu jauh. Jadi fasilitator di keolahragaan," ucap Amali.
"Kita akan mentaati regulasi. Kalau ada regulasi yang tidak pas akan kita bicarakan dengan stakeholder untuk direvisi," kata dia.
Penurunan prestasi dan performa pemain timnas saat junior dan senior memang menjadi fenomena tersediri di dunia sepak bola Tanah Air.
Salah satu yang paling bisa dilihat adalah Evan Dimas. Saat ini, Evan masih bermain di level Liga 1 2019 bersama Barito Putera.
Pada tahun 2013, Evan memimpin timnas U-19 Indonesia saat menang 3-2 atas Korea Selatan dalam laga Kualifikasi Piala Asia U-19 Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Ketika itu, di skuad timnas U-19 Korsel ada nama Hwang Hee-Chan. Kini, Hee-Chan sudah bermain di Red Bull Salzburg.
Belum lama ini, nama Hee-Chan menjadi buah bibir setelah aksi ciamiknya ketika Salzburg bertemu dengan Liverpool di matchday kedua Liga Champions, awal Oktober.
Meski timnya kalah 3-4, penampilan Hee-Chan banyak menuai pujian. Ia berhasil mencetak satu gol dan satu assist, menaklukkan bek sekelas Virgil Van Dijk.
Seusai keberhasilan timnas U-19 Indonesia menembus Piala Asia U-19 tahun 2014, anggota Exco PSSI, Bob Hippy sempat mewanti-wanti agar pemain timnas U-19 saat itu tidak bermain di turnamen dalam negeri.
Ketika itu, Bob sudah memiliki kekhawatiran mengenai potensi rusaknya karier pemain jika bermain di kompetisi lokal.
Baca juga: Jangan Rusak Timnas U-19 dengan Kompetisi Amburadul
"Mereka (pemain timnas U-19) tidak bisa matang hanya di turnamen. Mereka bisa matang jika mengikuti kompetisi dan hal itu juga dapat membuat jam terbang mereka lebih bagus," ungkap Bob kepada Kompas.com di Jakarta, Rabu (16/10/2013).
Masalahnya, lanjut Bob, Indonesia memang belum memiliki sistem kompetisi yang baik, khususnya di level amatir. Bob menilai, PSSI seharusnya bisa menata ulang kompetisi di level tersebut yang sejauh ini dinilai belum berjalan dengan benar.
"Memang dengan kompetisi seperti sekarang ini kasihan mereka. Apalagi, Indra sudah mencari pemain dengan ke puluhan kota dengan setengah mati," ungkapnya.
"Jangan sampai karena kompetisi kita yang amburadul, mereka (pemain timnas U-19) tahun depan sudah tidak keruan mainnya," kata Bob.
"Jangan membicarakan profesional dulu kalau amatir saja belum beres. Karena inilah yang terus menjadi masalah, sebab kompetisi dan klub berserta pelatihnya juga masih mementingkan yang tidak-tidak," tambahnya.
"Misalnya, dengan pengaturan pertandingan atau segala macamnya. Itu akan membahayakan para pemain muda kita. Jangan dirusak mereka," tegasnya kemudian.
Baca juga: Suporter Brutal, Jadwal Liga Berantakan, Timnas Babak Belur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.