Peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992 ini pun menyoroti performa Gregoria. Dia berharap sang juara Kejuaraan Dunia Junior 2017 ini bisa bekerja lebih keras sehingga bisa mengimbangi permainan para pemain top dunia.
"Gregoria butuh kerja keras, butuh penanganan lebih. Pukulannya bagus, tetapi enggak bisa tahan lama sampai akhir. Tunggal putri memang ketinggalan banyak dibanding sektor lain," ujarnya.
Benar apa kata Susy, konsistensi yang harus ditingkatkan. Soal kualitas bisa diadu karena para pemain tunggal Indonesia bisa bersaing. Buktinya, mereka bisa meraih gelar dalam sejumlah turnamen bergengsi untuk nomor perorangan.
Baca Juga: Usai Piala Sudirman 2019, Tim Indonesia Fokus ke Kejuaraan Dunia
Tengok saja apa yang diraih Jonatan pada 2018 ketika menyabet emas Asian Games. Prestasi Anthony pun tak kalah mentereng karena juara Indonesia Masters 2018 dan China Open 2018.
Nah, jika mereka sudah bisa tampil konsisten seperti apa yang diperlihatkan Kento Momota, Shi Yuqi, Viktor Axelsen serta dua pemain beda generasi, Lee Chong Wei dan Lin Dan, bukan mustahil mimpi untuk membawa pulang gelar beregu itu bisa terwujud.
Piala Thomas dan Uber 2020 di Aarhus, Denmark, menjadi bidikan terdekat. Turnamen-turnamen perorangan sepanjang tahun ini bisa menjadi pengasah konsistensi yang membuat mereka semakin matang.
Semoga...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.