Sementara itu, tim Piala Uber Indonesia belum bisa melangkah lebih jauh dari apa yang diraih dua tahun sebelumnya.
Lagi-lagi Greysia Polii dan kawan-kawan hanya mencapai babak perempat final setelah dihentikan Thailand, yang sukses mencapai final (kalah 0-3 dari Jepang).
Pencapaian Indonesia dalam dua edisi terakhir Piala Thomas dan Uber tersebut berbanding lurus dengan raihan pada turnamen beregu campuran, Piala Sudirman. Pada dua gelaran terakhir turnamen dua tahunan tersebut, Indonesia belum mampu meraih hasil positif.
Terbaru, Indonesia gagal pada Piala Sudirman 2019 di Nanning, China. Padahal, kekuatan pasukan Merah-Putih sudah lebih mumpuni.
Baca Juga: Piala Sudirman 2019, Susy Susanti Beri Pujian Nomor Ganda
Ya, dua tunggal putra yang berkibar saat Piala Thomas 2016, Anthony dan Jonatan, sudah semakin matang. Begitu juga dengan Gregoria yang seharusnya jauh lebih berkembang dibandingkan ketika usia 17 tahun saat masuk skuad Piala Uber 2016.
Sedangkan untuk sektor ganda putra, materi Indonesia tak perlu diragukan lagi. Ada pasangan nomor satu dunia, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, pasangan senior Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Sementara itu, pada sektor ganda putri, pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tetap jadi pilar utama. Sektor ganda campuran ada Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjajaj dan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, serta Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow.
Harapan untuk membawa kembali Piala Sudirman ke Tanah Air setelah trofi tersebut eksodus selama 30 tahun, sempat terkuak ketika Indonesia mencapai babak semifinal.
Namun, dalam pertarungan melawan Jepang untuk memperebutkan tiket ke final, Indonesia tak berdaya karena kalah 1-3.
Baca juga: Piala Sudirman 2019, Kekalahan Greysia/Apriyani Hentikan Kiprah Indonesia
Marcus/Kevin yang turun pada partai pertama tampil begitu impresif ketika menaklukkan ganda putra terbaik Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda.
Setelah itu, Gregoria tak berkutik melawan Akane Yamaguchi, begitu juga dengan Anthony yang kalah dua gim langsung dari Kento Momota.
Jepang menyegel tiket ke final setelah memenangi partai keempat. Ganda putri nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, masih terlalu tangguh bagi Greysia/Apriyani.
Konsistensi menjadi titik lemah para pemain tunggal Indonesia. Tampak, Gregoria dan Anthony lebih banyak memberikan poin secara gratis kepada lawan akibat kesalahan-kesalahan sendiri yang merka bikin.
Baca juga: China Juara Piala Sudirman 2019 Setelah Kalahkan Jepang
"Konsistensinya yang harus ditingkatkan lagi. Secara peringkat kan mereka sudah ada di sana, cuma konsistennya waktu main itu," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI, Susy Susanti, yang dikutip dari Badminton Indonesia.
"Bisa main bagus, tahu-tahu nggak bisa stabil, baik Anthony maupun Jonatan (Christie)," tutur legenda bulu tangkis dunia tersebut.