Selain korban nyawa, kekalahan Timnas Indonesia di Piala AFF juga menjadi hal yang banyak diperbincangkan masyarakat. Karena hal ini, Edy dinilai tidak berhasil membawa PSSI ke arah yang lebih baik.
Masalah lain pun muncul terkait pengaturan skor liga yang belakangan terjadi di tubuh PSSI. salah satu pelakunya adalah anggota Exco, Johar Lin Eng. Ia diamankan satgas anti-mafia sepak bola saat ada di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, akhir Desember 2018.
Baca juga: Anggota PSSI Jadi Tersangka Pengaturan Skor, Ini Kata Edy Rahmayadi
Tidak hanya permasalahan yang timbul dari persepakbolaan nasional di bawah kepemimpinan Edy Rahmayadi. Ada pula sejumlah prestasi yang dicapai Timnas Indonesia di kancah internasional.
Satu yang paling membanggakan adalah keluarnya Timnas U23 sebagai juara pertama di gelaran AFC 2018, September lalu. Ini menjadi kali pertama bagi U16 meraih posisi puncak di pertandingan tingkat Asia ini.
Di babak final Indonesia berhasil mengalahkan Timnas Iran dengan skor 2-0.
Selain itu, ada sejumlah pertandingan lain yang juga berhasil dimenangi timnas Indonesia, bukan di posisi pertama. Misalnya, ketika Timnas U23 berhasil mendapatkan perunggu di Sea Games 2017. Kemudian Timnas Senior yang berhasil menjadi runner-up Piala AFF 2016.
Sejumlah prestasi lain juga berhasil ditorehkan di kelas sepak bola putri dan futsal.
Baca juga: Prestasi Timnas Indonesia pada Era Edy Rahmayadi
Namun, kemudian, suara-suara yang menginginkan Edy mundur dari jabatan ketum PSSI mulai muncul. Mulai dari sindiran-sindiran masif, hingga gerakan dengan menggunakan tagar #EdyOut dan #ReformasiPSSI.
Misalnya pada saat pertandingan Indonesia vs Filipina saat laga terakhir Grup B Piala AFF 2018, supporter secara serentak menyanyikan yel-yel berisi sindiran kepada Edy.
“Wartawan harus baik…”
Sebelumnya, dalam sebuah kesempatan wawancara Edy memang menyampaikan hal demikian saat menjawab pertanyaan wartawan tentang evaluasi yang akan dilakukan terhadap hasil piala AFF yang didapatkan Indonesia.
“Wartawannya yang harus baik, kalau wartawannya baik nanti timnasnya baik,” ucap Edy.
Baca juga: Indonesia Vs Filipina, Sindir Edy Rahmayadi, Suporter Nyanyikan Wartawan Harus Baik
Tak hanya oleh masyarakat luas, ternyata permintaan untuk Edy berhenti dari posisi ketum PSSI juga datang dari anaknya.
Edy mengaku sedih karena anaknya yang memintanya untuk berhenti, tidak tega ayahnya dicaci oleh banyak pihak.
Padahal, sebelumnya, Edy mengaku bisa menghadapi permasalahan ini dan tetap bertekad menyelesaikan tugasnya hingga 2020.
Hingga akhirnya, pada kongres PSSI yang diadakan Minggu (20/1/2019) kemarin di Hotel Sofitel, Nusa Dua, Bali, Edy Rahmayadi menyatakan pengunduran dirinya dari posisinya sebagai orang nomor satu di PSSI.
Menurut Edy, keputusan ini diambil karena rasa tanggung jawab yang ia miliki, ia pun tidak ingin mengkhianati PSSI. Dengan ini, Edy selesai menjalankan jabatannya sebagai ketum PSSI selama kurang lebih 2 tahun 2 bulan.
Kini pun posisinya digantikan sang wakil, Joko Driyono.
Baca juga: Edy Rahmayadi: Saya Mundur dari PSSI karena Bertanggung Jawab
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.