"Saya selalu punya mimpi bahwa pada suatu hari nanti, saya akan bisa melewati gerbang itu sebagai pemain Liverpool dan itu terwujud," tuturnya.
Persamaan kedua lain dengan Gerrard adalah statusnya sebagai eksekutor bola mati, setidaknya untuk dua pertandingan pertama musim ini.
Kemiripan ketiga adalah kemampuan Alexander-Arnold bermain multiposisi, versatile, seperti halnya Gerrard.
Kendati dikenal sebagai gelandang tangguh, Gerrard sempat juga dimainkan beberapa kali sebagai pemain sayap dan bek kanan.
Salah satunya yang fenomenal sebagai bek kanan adalah pada babak kedua final Liga Champions 2005 ketika mengantarkan Liverpool juara.
Begitu juga dengan Alexander-Arnold.
Trent Alexander Arnold goal must be a unbelievable feeling to score for your boyhood club on your champions league debut at the age of 18 ?? pic.twitter.com/FqQhFEvDeJ
— Charlie (@CharlieLFC7) 15 Agustus 2017
Kendati saat ini dikenal sebagai pengisi posisi bek kanan dan pelapis Nathaniel Clyne, Alexander-Arnold kerap dimainkan sebagai gelandang bertahan oleh pelatih tim U-18, Pep Lijnders.
"Trent punya pandangan jelas dan kreativitas sehingga bisa mengirimkan umpan-umpan yang tak bisa diprediksi," kata Lijnders memuji.
"Dia tahu akan situasi yang akan terjadi dan punya kemampuan untuk mengembangkan diri, mengkreasi ruang untuk dirinya maupun pemain lain," ucap pelatih asal Belanda itu.
Hal keempat yang membuat Alexander-Arnold dan Gerrard mirip adalah kepemimpinan.
Alexander-Arnold tercatat sebagai kapten tim U-16 dan U-18 Liverpool ketika usianya belum genap 16 dan 18 tahun.
Kelima dan paling penting, Steven Gerrard sendirilah yang memprediksi bahwa Alexander-Arnold akan menjadi penerusnya sebagai "akamsi" alias anak kampung sini di The Reds.
"Trent Arnold punya kesempatan besar menjadi pesepak bola top," kata Gerrard dalam otobiografinya yang dirilis pada 2015.
"Trent adalah scouser yang besar seperti saya, suka bermain di taman-taman Merseyside dan bermimpi untuk menjadi John Barnes atau Steve McMahon," tulis sang kapten.
Satu fakta menarik dari otobiografi My Story itu, Gerrard melihat potensi Alexander-Arnold bukanlah sebagai bek kanan.