Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lebih Dekat dengan Calon Penerus Steven Gerrard

Di kandang Hoffenheim itulah, Alexander-Arnold merasakan debut di kompetisi antarklub Eropa, tepatnya play-off Liga Champions.

Pemain berusia 18 tahun itu pun memperelok debutnya dengan mencetak gol indah lewat tendangan bebas yang membawa Liverpool unggul terlebih dulu pada laga yang berkesudahan 2-1 untuk tim tamu.

Musim 2017-2018 tampaknya menjadi kesempatan Alexander-Arnold unjuk kebolehan, setidaknya pada dua pertandingan resmi pertama The Reds, julukan Liverpool.

Pada pertandingan Premier League kontra Watford, Sabtu (12/8/2017), pemain kelahiran 7 Oktober 1998 itu didaulat menjadi eksekutor setiap terjadi situasi bola mati, sepak pojok, dan tendangan bebas.

Hal itu bisa saja memang hasil instruksi pelatih Juergen Klopp yang harus mencari set piece taker baru lantaran Philippe Coutinho kian dekat dengan pintu masuk Camp Nou.

Akan tetapi, hal itu juga membuktikan bahwa Alexander-Arnold punya kelebihan yang harus dimanfaatkan oleh Klopp.

"Saya meminta dia menjadi eksekutor tendangan bebas setelah melihatnya beberapa kali di tim U-23 musim lalu," kata Klopp seusai pertandingan versus Hoffenheim seperti dilansir dari ESPN FC.

Dengan kemampuannya menjadi eksekutor bola mati, sebagian penggemar Liverpool mulai memprediksi Alexander-Arnold akan menjadi The Next Steven Gerrard.

Ada sejumlah alasan yang menguatkan Alexander-Arnold sebagai calon penerus Gerrard, kapten fantastis Liverpool.

Pertama, tentu saja, Alexander-Arnold merupakan pemain asli jebolan Akademi Liverpool yang memulai karier berjenjang dari tim muda hingga menembus tim senior.

Alexander-Arnold lahir di West Derby, hanya berjarak 10 menit berjalan kaki dari pusat latihan Liverpool di Melwood.

"Saya selalu mencoba mencari celah di tembok agar bisa mengintip Liverpool latihan, tentu bukan posisi terbagus untuk menonton," kata Alexander-Arnold seperti dilansir Liverpool Echo.

"Kadang saya juga berdiri di luar dekat gerbang dengan ibu saya, lalu melihat pemain datang dan pergi," tutur kapten tim U-18 Liverpool itu mengenang masa kecilnya.

Alexander-Arnold lantas menyebut Steven Gerrard, Jamie Carragher, Fernando Torres, dan Xabi Alonso sebagai pahlawan masa kecilnya.

"Saya selalu punya mimpi bahwa pada suatu hari nanti, saya akan bisa melewati gerbang itu sebagai pemain Liverpool dan itu terwujud," tuturnya.

Persamaan kedua lain dengan Gerrard adalah statusnya sebagai eksekutor bola mati, setidaknya untuk dua pertandingan pertama musim ini.

Kemiripan ketiga adalah kemampuan Alexander-Arnold bermain multiposisi, versatile, seperti halnya Gerrard.

Kendati dikenal sebagai gelandang tangguh, Gerrard sempat juga dimainkan beberapa kali sebagai pemain sayap dan bek kanan.

Salah satunya yang fenomenal sebagai bek kanan adalah pada babak kedua final Liga Champions 2005 ketika mengantarkan Liverpool juara.

Begitu juga dengan Alexander-Arnold.

"Trent punya pandangan jelas dan kreativitas sehingga bisa mengirimkan umpan-umpan yang tak bisa diprediksi," kata Lijnders memuji.

"Dia tahu akan situasi yang akan terjadi dan punya kemampuan untuk mengembangkan diri, mengkreasi ruang untuk dirinya maupun pemain lain," ucap pelatih asal Belanda itu.

Hal keempat yang membuat Alexander-Arnold dan Gerrard mirip adalah kepemimpinan.

Alexander-Arnold tercatat sebagai kapten tim U-16 dan U-18 Liverpool ketika usianya belum genap 16 dan 18 tahun.

Kelima dan paling penting, Steven Gerrard sendirilah yang memprediksi bahwa Alexander-Arnold akan menjadi penerusnya sebagai "akamsi" alias anak kampung sini di The Reds.

"Trent Arnold punya kesempatan besar menjadi pesepak bola top," kata Gerrard dalam otobiografinya yang dirilis pada 2015.

"Trent adalah scouser yang besar seperti saya, suka bermain di taman-taman Merseyside dan bermimpi untuk menjadi John Barnes atau Steve McMahon," tulis sang kapten.

Satu fakta menarik dari otobiografi My Story itu, Gerrard melihat potensi Alexander-Arnold bukanlah sebagai bek kanan.

"Dia bisa bermain di posisi nomor 6, gelandang bertahan," katanya.

"Namun, dia versatile. Saya melihat dia bisa bermain di berbagai posisi. Inggris akan bergantung kepadanya," kata Gerrard.

Untuk menjadi penerus Gerrard, jalan Alexander-Arnold memang masih panjang dan akan ada banyak halangan merintang.

Sebelum dia, sudah ada beberapa pemain yang digadang-gadang menjadi penerus kapten fantastis, satu di antaranya adalah Jordan Rossiter.

Rossiter sempat disebut oleh striker legendaris Liverpool, Robbie Fowler, sebagai calon penerus Gerrard.

Nyatanya, Rossiter tampak terlalu berat membawa beban itu dan gagal mapan di tim utama.

Sejak musim panas 2016, pemain berusia 20 tahun itu sudah tak lagi menjadi bagian dari skuad Liverpool karena pindah ke Rangers FC.

Juergen Klopp pun sadar bahwa pemain muda tak boleh langsung dibebani target terlalu tinggi.

Pendapat serupa dilontarkan mantan pelatih tim U-23 Liverpool, Michael Beale.

"Dia tampil bagus dalam 2-3 pertandingan, tetapi saya butuh dia membuktikannya dalam 10 laga terlebih dulu," kata Beale, musim lalu.

Alexander-Arnold pun paham bahwa masih terlalu jauh untuk bisa disandingkan dengan sang legenda.

Namun, untuk saat ini, dia tengah menikmati momen gol pada laga debutnya di kompetisi antarklub Eropa.

"Ini luar biasa, merupakan hal spesial dari berbagai sisi," kata pemain yang bergabung dengan Akademi Liverpool sejak usia delapan tahun ini.

Ketika gol terjadi, sejumlah warganet dan media Inggris merilis foto Alexander-Arnold ketika masih berusia 10 tahun 11 bulan.

Pada 22 September 2009, Alexander-Arnold berdiri di sebelah Jamie Carragher, deputi kapten Liverpool, pada pertandingan Piala Liga kontra Leeds di Anfield.

Siapa sangka, berselang 2.884 hari, si maskot tim itu lantas menjadi idola baru bagi publik Anfield.

"Tren akan menjadi hebat, pemain top," kata Gerrard kepada BT Sport.

Pujian langsung dari kapten fantastis itu menambah kegembiraan sang pemain muda.

"Selalu bagus mendapat pujian dan dukungan dari idolamu," kata Alexander-Arnold.

"Saya harap, saya bisa mewujudkan kata-kata Gerrard," tuturnya lagi.

So, prove it, Trent... 

https://bola.kompas.com/read/2017/08/16/19000068/lebih-dekat-dengan-calon-penerus-steven-gerrard-

Terkini Lainnya

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Hasil Milan Vs Genoa 3-3: Ultras Aksi Bisu, Rossoneri Tertahan

Liga Italia
Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Hasil Liverpool Vs Tottenham: Api Salah, Hujan 6 Gol, The Reds Menang

Liga Inggris
Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Timo Scheunemann Lihat Bakat Putri Potensial di MilkLife Soccer Challenge 2024

Sports
Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Hasil Final Thomas dan Uber Cup 2024: Indonesia Runner-up, China Kawinkan Gelar

Badminton
Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Hasil Chelsea Vs West Ham 5-0: The Blues Pesta Gol, Lewati Man United

Liga Inggris
Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Final Piala Thomas 2024: Jonatan Berusaha Melawan, demi Kebanggaan Bangsa

Badminton
Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Hasil Final Thomas Cup 2024, Indonesia Runner-up Usai Fikri/Bagas Kalah

Badminton
Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Aji Santoso: Marselino Punya Bakat Komplet untuk Jadi Pemain Besar

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Menang, Jaga Asa Indonesia

Badminton
Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Final Thomas Cup 2024, Fajar/Rian Akui Lawan Lebih Berani dan Cerdik

Badminton
Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fajar/Rian Kalah, Indonesia 0-2 China

Badminton
Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Alasan Staf Kemenpora Bocorkan Diskusi dengan Mancini soal Marselino dkk

Timnas Indonesia
Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Final Thomas Cup 2024, Ginting: Saya Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Badminton
Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Cerita di Balik Marselino dkk Curi Perhatian Roberto Mancini dan Asistennya

Timnas Indonesia
Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Hasil Final Piala Thomas 2024: Ginting Takluk dari Shi Yu Qi, Indonesia 0-1 China

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke