Alhasil, Ronaldo cuma mengikuti satu dari total tiga pertandingan pemanasan Portugal menjelang turnamen.
Belum lagi faktor lawan. Di Grup F, Portugal terlihat superior di atas kertas. Hanya ada Islandia, Austria, dan Hungaria sebagai pesaing.
Situasi ini memicu lawan untuk memeragakan sepak bola negatif. Tengok saja partai kontra Islandia, 15 Juni 2016. Tim peringkat 34 FIFA itu cuma menguasai 34 persen permainan dan sering melepaskan umpan panjang ke daerah lawan.
"Islandia hanya mencoba untuk bertahan. Mereka hanya memiliki dua peluang dan bermain tanpa niat mencetak gol," ucap Ronaldo seusai pertandingan, sebagaimana dilansir Mirror.
Penumpukan di kotak penalti pun membatasi ruang gerak untuk Ronaldo. Seolah bukan sang nomor 9, dia lebih banyak melepaskan percobaan luar kotak.
Cristiano Ronaldo for #POR vs. #ISL:
10 shots
6 blocked
3 off target
1 on target
0 goalsNot his greatest night. pic.twitter.com/VefTVvg7tR
— Squawka Football (@Squawka) June 14, 2016
Kharkiv 2012
Statistik minor tidak lantas membuat Ronaldo harus diabaikan menjelang partai kontra Hungaria di Stadion Parc Olympique Lyonnais, Rabu (22/6/2016).
"Dia akan mencetak gol pada pertandingan selanjutnya," kata Santos pada jumpa pers Selasa (21/6/2016), seperti dikutip BBC.
Fakta sejarah bisa mendukung keyakinan pelatih. Jangan lupakan Piala Eropa 2012, ketika Ronaldo juga diterpa kritik karena gagal mencetak gol dalam dua pertandingan pertama,
Pada partai pamungkas grup di Stadion Metalist, Kharkiv, 17 Juni 2012, Ronaldo langsung memborong dua gol Portugal ke gawang Belanda.
Sejarah bisa saja berulang. Hanya, pertanyaannya tetap sama. Di mana posisi Ronaldo nanti? Kotak penalti atau kembali ke kiri?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.